Kemajuan Ekonomi Bangsa


Kaum entrepreneur sering dianggap sebagai "kunci" kemajuan ekonomi suatu bangsa yang tanpa cacat dan "harus dipuja-puja". Hal itulah yang termuat dalam buku-buku pelajaran ekonomi di sekolah lanjutan.

Misalnya, dengan sangat mencolok buku menyebutkan bahwa pengusaha berparan dalam: (a) menambah produksi nasional; (b) menciptakan kesempatan kerja; (c) membantu pemerintah mengurangi pengangguran; (d) membantu pemerintah dalam pemetaan pembangunan; (e) menambah sumber pendapatan negara dengan membayar pajak; dan (f) membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

Bahwa pengusaha atau entrepreneur selalu hanya "menambah produksi dan pendapatan negara", serta "membantu" pemerintah sungguh tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. Lebih-lebih menjelang dan ketika terjadi krismon 1997/1999.

Bahkan sejak waktu itu, konglomerat menunjukkan keserakahannya yang luar biasa dengan merugikan rakyat banyak dan pemerintah tidak berdaya untuk bersikap keras menghukum kejahatan mereka.

Malah sebaliknya, pemerintah memihak mereka dengan memberikan BLBI sebesar 140 triliun rupiah untuk membantu mereka dan selanjutnya berutang kepada "masyarakat" sebesar 650 triliun rupiah untuk "menyelematkan" mereka dari kehancuran.

Alangkah sulit guru2 ekonomi sekolah lanjutan kita dalam menerangkan "kontradiksi-kontradiksi" yang demikian kepada para murid-muridnya. Apa yang tertulis dalam buku-buku pelajaran ekonomi sekolah lanjutan kita sungguh-sungguh bertentangan dengan kenyataan. Sebuah pembodohan yang nyata.

Moralitas kita digadaikan dengan kapitalisasi.

Penulis: Alm. Prof. Dr. Mubyarto.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembohong Jangan Diberi Ruang Publik

Ekonomi Penentu Sejarah

Tradisi Para Pakar?