BUMN Jangan Berjalan Sendirian


Agar beban hutang dan beban keuangan pemerintah tidak semakin tinggi karena belanja infrastruktur. Pemerintah harus mencari solusi lainnya.

Bagi saya, ada salah satu celah menggembosi kemahalan belanja infrastruktur Nasional, namun efektif untuk fiskal dan anggaran, yaitu pelibatan swasta didalam pembangunan proyek infrastruktur Nasional.

Pemerintah seharusnya banyak share dan membuka kesempatan bagi swasta (pengusaha lokal Indonesia) dan UMKM (kalau bisa). Jika swasta mau dan bisa melakukan investasi, maka prioritaskanlah yang swasta dahulu. Jika memang swasta bisa, pemerintah haruslah welcome dan segera menyambut baik.

Data yang saya amati dari Kementrian PU menunjukkan bahwa saat ini masih kecil sekali keterlibatan pengusaha swasta (lokal Indonesia). Berapa?! Yaitu hanya 15% saja dari 100% total kebutuhan biaya operasional infrastruktur (Rp 4.350 milyar). Belum lagi, ada fakta yang miris bahwa sumbangan swasta + digabung dengan BUMN itu hanya menyumbang 8-10% saja dari proyek infrastruktur Nasional, sisanya 90% dikuasai bahwa dimiliki oleh pengembang asing.

Melihat fakta ini, pemerintah seharusnya tegas, jangan memble, dan asal bilang iya, ke semua investor asing yang datang ke Indonesia. Minta lah, proporsi yang besar untuk ruang berkembang bagi pengusaha-pengusaha lokal/ swasta di Indonesia.

Caranya?! Yaa..mungkin dengan sbb:
Suruh Kementrian PU untuk menaikkan ambang batas paket konstruksi bagi kontraktor besar dari yang sebelumnya hanya Rp 50 milyar, sekarang naikkan menjadi Rp 100 milyar, misalnya.

Dengan skenario ini, berharap ada porsi kontraktor lokal bisa berperan dan berpartisipasi.

Walaupun memang benar kalimat Anda, bahwa untuk menggerakkan tubuh swasta, apalagi UMKM, tidaklah semudah yang dibayangkan, apalagi bila kita tiba-tiba membahas topik modal yang besar, resiko bisnis, dan kemampuan para perusahaan swasta yang kembang-kempis berbeda-beda antara satu dengan lainnya.

Tapi dengan fakta seperti itu, bukan berarti mereka tidak dibukakan pintu dan ditinggalkan kan?!

#jangan tinggalkan swasta.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembohong Jangan Diberi Ruang Publik

Ekonomi Penentu Sejarah

Quo Vadis PPN 12%