Bebek Pirang Yang Cari Rusuh
Mohon maaf kepada para pembaca, terpaksa tulisan saya sebelum ini saya evaluasi ulang (jelek), karena terlalu banyak muatan emosional yang kurang runtut. Di tulisan ini, saya tunjukkan sikap dan substansi apa yang seharusnya dimunculkan.
Pertama, Trump
membakar dunia! Ibarat sejarah Roma jaman dulu yang dibakar habis oleh Kaisar
Nerro. Kedua, istilah membakar dunia! tepat dengan catatan bahwa Trump sedang
bermain di 2 resiko sekaligus. Satu, memaksa kedutaan AS untuk pindah ke Yerusalem
dari Tel Aviv, Israel yang jelas-jelas tindakan ini membakar emosi muslim
seluruh dunia. Dua, Trump sedang klimaks-klimaksnya bermain api juga dengan
Korut dengan agenda perang, pembunuhan, dan pertumpahan darah dengan nuklir. Sedangkan,
darah-darah korbannya (AS) di bumi Irak, Suriah, Yaman, dan Afganistan belum
kering.
Trump benar-benar memakai semua musuhnya agar mengeroyok dirinya dengan secara sengaja meletakkan AS sebagai sasaran bom, meriam, nuklir, senapan, pistol, dan lain sebagainya ke arahnya saat ini. Sebuah ancaman internasional yang nyata.
Trump benar-benar memakai semua musuhnya agar mengeroyok dirinya dengan secara sengaja meletakkan AS sebagai sasaran bom, meriam, nuklir, senapan, pistol, dan lain sebagainya ke arahnya saat ini. Sebuah ancaman internasional yang nyata.
Realitas Israel
menguasai dengan intimidasi dan penindasan kepada seluruh wilayah Yerusalem,
itu bukan berarti Israel sebagai pemilik sah kota Suci tersebut. Juga tidak
berarti Israel berhak mengklaim sebagai pemilik tunggal kota tersebut. Eh,
apalagi Amerika yang tidak punya hak campur tangan dengan permasalahan
Israel-Palestina ini.
Sangat wajar,
tindakan main hakim sendiri Trump memancing reaksi dan amarah seluruh dunia. jelas,
tindakan Trump membahayakan perdamaian dunia. Trump sedang bermain di area
sensitif konflik 3 agama besar dunia saat ini (Islam, Kristen, dan Yahudi).
Tindakan Trump bisa menyulut perang besar bagi 3 agama besar ini. Tindakan
status Yerusalem diletakkan didalam sentimen agama, adalah kesalahan sangat besar.
Kalau biasanya yang marah hanya Palestina, ini seluruh warga muslim dunia bakal
naik pitam marah.
Pengakuan ini telah menunjukkan siapa sesungguhnya yang bisa dianggap sebagai penghancur perdamaian dan keamanan dunia.
Pengakuan ini telah menunjukkan siapa sesungguhnya yang bisa dianggap sebagai penghancur perdamaian dan keamanan dunia.
Perlu diingat, bahwa
sikap subyektif dan mau menang sendiri Parlemen Israel (Knesset) pada tahun
1950 yang menyatakan Yerusalem adalah Ibukota Israel itu ditolak dunia. Tidak
ada satu pun Negara di dunia yang setuju dan menyetujui bahkan mengakui hal itu,
termasuk Amerika Serikat.
Status hukum
Yerusalem memang hingga kini belum juga usai. Usaha pertama dulu dilakukan pada
tahun 1947 dengan dibentuknya Komite Khusus PBB tentang Palestina yang
beranggotakan 11 orang. Tim merekomendasikan bahwa Yerusalem dijadikan kota
internasional saja. Dan ternyata, tidak berhasil. Laporan ini diadopsi menjadi
Resolusi 181 (II), 3 tahun kemudian Dewan Perwakilan PBB yang ditetapkan
berdasarkan Resolusi 181 pada tanggal 4 April 1950 mengesahkan UU Yerusalem. Didalam
UU itu secara jelas disebutkan bahwa Yerusalem adalah corpus separatum, yaitu
entitas terpisah dibawah rezim internasional dengan diurus resmi PBB. Dititik ini,
ternyata Yerusalem ternyata belum juga menunjukkan titik terang. Apakah status
Yerusalem sungguh-sungguh tidak bisa dirundingkan sama sekali? Jawabannya,
Israel selalu menolak membahas kasus ini bila dibawa ke meja forum perundingan
perdamaian. Karena jelas dia kalah, karena dia datang sebagai perebut tanah
orang. Lewat resolusi berikutnya, Majlis Umum dan Dewan Keamanan PBB menegaskan
“status hukum Yerusalem” menggunakan Resolusi 252, DK PBB menyerukan Israel segera
menghentikan langkahnya menyatukan Yerusalem dibawah kekuasaannya. Tapi
resolusi itu tidak digubris Israel, dan Israel tetap kekeuh menggempur
Yerusalem Timur dan Barat untuk dijadikan kekuasaannya. Status hukum Yerusalem
juga dinyatakan didalam resolusi 32/5 yang diterbitkan MU PBB. Sejak resolusi pertama
yang dikeluarkan MU PBB, yaitu resolusi 181 (1947) hingga tahun 2010, PBB
sekurang-kurangnya sudah menerbitkan 18 resolusi tentang Yerusalem. Dan faktanya,
resolusi itu akan selalu begitu saja. Memble. Tidak ada sanksi apapun terhadap
Israel. PBB takut dengan Israel, dan pun kepada Amerika Serikat. Catatan ya, bahwa
PBB adalah pihak lemah yang hanya bisa berbicara tetapi tidak ada/bisa
melakukan tindakan preventif terkait tekanan militer dan pertahanan
internasional. PBB takut dengan Amerika, karena PBB berada di Amerika dan
dimotori 100% oleh Amerika.
Di kalangan OKI dan Indonesia
sendiri, pertemuan puncak OKI akan berlangsung 13 Desember 2017 ini besok.
Turki selaku ketua OKI (Organisasi Kerjasama Islam) menyerukan akan membahas
soal status Yerusalem. Turki menyatakan bahwa Yerusalem adalah “redline” yang
tidak boleh dilewati. Dan Trump melanggarnya. Karena redline artinya Turki bersiap akan melakukan pemutusan hubungan bileteral/diplomatik dengan
Amerika Serikat sesegera mungkin.
Jujur, saya penasaran dengan sikap Turki (Erdogan) dengan ucapan ini. Gertak sambal, ataukah sebuah kebenaran. Saya berharap itu kebenaran, karena menunjukkan Turki punya sikap, tidak abu-abu, dan serius atas sikapnya. Karena Turki kadang terkenal suka Omdo juga. Omong doang. Nah, setelah itu, tinggal kita lihat saja, bakal kemana peta politik internasional ini.
Jujur, saya penasaran dengan sikap Turki (Erdogan) dengan ucapan ini. Gertak sambal, ataukah sebuah kebenaran. Saya berharap itu kebenaran, karena menunjukkan Turki punya sikap, tidak abu-abu, dan serius atas sikapnya. Karena Turki kadang terkenal suka Omdo juga. Omong doang. Nah, setelah itu, tinggal kita lihat saja, bakal kemana peta politik internasional ini.
Bagaimana dengan
Indonesia? Berani atau tidak? Kayaknya kejauhan deh kalau kita bicara berani atau tidak. Tapi sebelum kita menjawab tentang berani atau tidak,
baiknya kita melihat kondisi internal Negara kita dahulu saat ini.
Secara strategis, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Didalam hal ini, Jokowi akan siap secara pribadi hadir di acara OKI tanggal 13 Desember 2017 esok bersama Turki dan negara-negara kerjasama Islam lainnya. Presiden Jokowi melihat bahwa pengakuan AS itu melanggar resolusi DK dan Majelis Umum PBB. Presiden bersikap, bahwa ia dan rakyat Indonesia tetap akan konsisten bersama didalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak Palestina. *catet! Namun didalam peta analisis besutan Ismail Fahmi melalui drone emprit-nya, kok tentang Yerusalem ini Presiden Jokowi kok seolah-olah terkesan berjuang sendirian ya. Di sekitarnya, seperti tidak tampak tokoh-tokoh dari Indonesia yang nyata yang menunjukkan respon berarti terhadap Yerusalem. Sungguh disayangkan, sikap dan niat baik Presiden tidak ditanggapi publik politik internal Indonesia secara baik. Coba lihat di Malysia, beberapa tokoh negara seperti Mahathir Muhammad, Najmi Nawawi seluruh pernyataan-pernyataannya tentang Yerusalem diviralkan secara masif. Menunjukkan Malaysia lebih perduli dibandingkan Indonesia.
Secara strategis, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengecam keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Didalam hal ini, Jokowi akan siap secara pribadi hadir di acara OKI tanggal 13 Desember 2017 esok bersama Turki dan negara-negara kerjasama Islam lainnya. Presiden Jokowi melihat bahwa pengakuan AS itu melanggar resolusi DK dan Majelis Umum PBB. Presiden bersikap, bahwa ia dan rakyat Indonesia tetap akan konsisten bersama didalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-hak Palestina. *catet! Namun didalam peta analisis besutan Ismail Fahmi melalui drone emprit-nya, kok tentang Yerusalem ini Presiden Jokowi kok seolah-olah terkesan berjuang sendirian ya. Di sekitarnya, seperti tidak tampak tokoh-tokoh dari Indonesia yang nyata yang menunjukkan respon berarti terhadap Yerusalem. Sungguh disayangkan, sikap dan niat baik Presiden tidak ditanggapi publik politik internal Indonesia secara baik. Coba lihat di Malysia, beberapa tokoh negara seperti Mahathir Muhammad, Najmi Nawawi seluruh pernyataan-pernyataannya tentang Yerusalem diviralkan secara masif. Menunjukkan Malaysia lebih perduli dibandingkan Indonesia.
However dan whatever
kondisi Indonesia, Yerusalem dijadikan sebagai Ibukota Israel adalah kesalahan dan
ancaman besar. Dengan status Yerusalem seperti ini, keputusan Trump sungguh
sulit dipahami. Jawaban dunia internasional membuat hanya satu sikap, PERANG!
Salam,
Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!
Kasus egoistik Israel (dari sejarah 2400 SM) bisa kita ilustrasikan sama halnya dengan Kerajaan Pajapahit atau Sriwijaya atau sejenisnya yang ada di tanah legal dan sah Indonesia ini, dan meminta secara paksa kepada Indonesia dengan harus menyerahkan tanah kekuasaan kerajaannya jaman dulu dan mengakuinya secara asas kehukuman saat ini. Ya ini jelas kesalahan, bahkan kita bisa sebut itu tindakan makar lah terhadap NKRI. Bisa juga kita sebut ia sebagai teroris yang mengancam kedaulatan NKRI, even zaman dahulu kerajaan tsb memang berkuasa di wilayah tsb. Itu ilustrasi simpel saya.
BalasHapus