Harus Disadari Bahwa Prioritas Memperkuat Daya Saing


Ada yang mengatakan ke saya, cara mencapai daya saing pribadi adalah bekerjalah yang keras sampai idola dan mentor anda menjadi pesaing anda. Pastikan, anda seratus langkah lebih maju dibandingkan mereka.

Disadari atau tidak disadari kita punya banyak PR masalah, yaitu ekonomi dunia sedang tidak pasti, ini membuat kita harus waspada. Kita harus waspada. Peningkatan sumber daya manusia tanpa diimbangi denga penciptaan lapangan kerja malah akan menjadi masalah baru. APINDO malah melihat ada tren ketidakseimbangan antara penciptaan lapangan kerja dengan jumlah angkatan kerja baru 15 tahun terakhir. Penambahan lapangan kerja tidak sebanyak tenaga kerja baru.

Persoalan lainnya, soal tidak sesuainya latar belakang pendidikan dengan kompetensi calon tenaga kerja di lapangan kerja. Kedepan harus clear dan jelas dong. Peningkatan kualitas SDM harus diikuti dengan dinamika kebutuhan lapangan kerjanya.

Kenapa seperti itu? Karena masalah kualitas SDM “sudah bertahun-tahun disuarakan”. Bahkan, rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja berdampak pada Daya Saing Nasional, meski akhirnya tidak juga ditangani dengan baik.

Tantangan kita saat ini apa? Yaitu adanya pemerintah ingin mentargetkan perekonomian kita di tahun 2020 tumbuh 5,3%, dengan cara investasi dan konsumsi menjadi motor penggerak utamanya. Skenarionya adalah inflasi akan dijaga di lebel 3,1%, sementara nilai tukar rupiah diramalkan Rp14.400/dollar AS. Untuk harga minyak mentah ditarget sekitar USD65/barel. Dan produksi minyak dan gas siap jual (lifting) masing-masing akan 734.000 barel dan 1,19juta barel.

Strategi yang akan dipakai apa? strategi yang akan dipakai adalah dengan 3 strategi fiskal, yaitu: (a) mobilisasi pendapatan dengan tetap menjaga iklim investasi; (b) meningkatkan kualitas belanja; dan (c) mencari sumber funding dan financing (pembiayaan) secara hati-hati dan efisien.

Target pendapatan Negara adalah Rp2.221,5 triliun di tahun 2020. Sedangkan ramalan belanjanya di Rp2.030,8 triliun. Untuk defisit anggaran ditargetkan di Rp307,2 triliun (1,76%) PDB. Ramalan ini dianggap masuk akal, karena sudah mempertimbangkan resiko pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan internasional yang diramalkan akan lebih lemah dibandingkan tahun 2018 dan 2019.

Saya melihat, Indonesia masih banyak potensi. Indonesia punya modal awal untuk bersaing di tingkat global. Selain jumlah penduduknya besar (terbesar keempat dunia), mayoritas penduduk Indonesia berusia muda dengan kelas menengah yang terus tumbuh. Oleh karena itu, strategi yang harus dilakukan adalah penguatan daya saing sumber daya manusia, anggaran APBN tahun 2020 harus dirancang untuk memperkuat program perlindungan sosial dan pengurangan ketimpangan. Kenapa? Karena kita tidak tahu, bahwa ada sejumlah eksternal yang harus diwaspadai, yaitu peningkatan tensi makro ekonomi global yang menyerang nasional dan regional. Jelas ini berdampak negatif.

APBN harus didesain mengakselerasi pembangunan infrastruktur, mampu meningkatkan kualitas desentralisasi fiskal, dan meneruskan program reformasi birokrasi.

Ingat, pemberian insentif mungkin memacu daya saing tenaga kerja. Tapi ingat, itu semua harus diiringi dengan perbaikan iklim usaha.

Makanya, sinergitas antar-kementrian, lembaga dan Pemda mutlak sangat dibutuhkan dalam hal ini.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembohong Jangan Diberi Ruang Publik

Quo Vadis PPN 12%

Shadow Boxing Politik Jokowi