Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Kopassus Dengan Dipimpin Oleh Jendral TNI Sudah Saatnya Bersinergi Dengan Polri Turun Tangan Memburu Terorisme Dan Jaringannya

Gambar
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) harusnya turun tangan untuk menangani aksi terorisme di Indonesia. Dan gayungpun bersambut. Berdasarkan arahan Presiden, Kepala Staf Kepresidenan Moldoeko memastikan keberadaan Kopassus akan membantu untuk penanganan aksi terorisme yang akan berkoordinasi berada dibawah kendali Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjono. Kopassus berada langsung dibawah Panglima TNI untuk Polri. Berdasarkan berita yang saya amati, memang sebelum-sebelum ini sudah ada bincang-bincang dan koordinasi terkait hal tsb. Namun rencana realisasi yang paling tepat ya memang sekaranglah itu harus terjadi. Kasus Surabaya membuat kita sudah terlambat langkah dalam penanganan. Keberadaan pasukan TNI Kopassus dibawah Jenderal TNI Marsekal Hadi akan ikut melakukan operasi lapangan dan perencanaan. Intinya, jangan sampai kejadian 3 kali bom di Surabaya dan malah barusan ada bom di Riau terulang kembali di tanah air. Kita harus tangkap mereka, kita harus tutup semua kasus terorisme ini h

Syukurnya, Bom Tak Jogetkan Pasar

Gambar
Kadang, masalah adalah sahabat terbaik kita, ia membuat kita menjadi lebih kuat, agar kita bisa berpikir lebih matang, lebih dewasa dibandingkan hari ini, kemarin, dan sebelumnya. Begitu juga cara kita melihat tentang kasus bom Surabaya ini. #Yaa bukan berarti besok gak apa-apa ada bom meletus lagi di tanah Indonesia. Jangan berpikir gitu lah. Ini tentang cara berpikir positif dan sudut berpikir positif saja. Hari senin kemaren semua orang sempat was2, waah anjlok ini, jelas bakal anjlok ini. Wah, bagaimana nasibnya pasar ini, bagaimana nasibnya mata uang rupiah ini?! dan ungkapan kekhawatiran lainnya. Hampir semua orang kompak berpendapat bahwa bom beruntun di Surabaya dan kejadian lainnya membuat pasar Indonesia memerah. Ditambah lagi, travel warning dari negara2 tetangga dan dunia sudah keluar dan mengkonfirmasi rakyat2 mereka masing2 untuk menghindari datang ke Indonesia. Pendapat saya pun saat itu, “waah, suram ini. Nasib kita suram sudah bakal beberapa hari kedepan”.

Era Inovasi, Teknologi, Kecerdasan Buatan Dan 'Mahadata'

Gambar
Saya melihat kecerdasan buatan yang dibalut dalam inovasi, teknologi dan basis ‘mahadata’ tinggi yang outentik tidak kalah menarik dengan isu-isu vanas saat ini tentang politik dan peperangan wilayah otonomi internasional (perang dagang AS-China, pertemuan bersejarah Korut-Korsel, dan lain sejenis lainnya). Walaupun dentuman perang ini terkesan tidak terdengar dibandingkan isu populer saat ini. Saya melihat perang inovasi, teknologi, basis data dan kecerdasan buatan sudah saling serang dan memanas antar negara satu dengan negara lainnya, antar perusahaan satu dengan perusahaan lainnya, antar pengusaha satu dengan pengusaha lainnya. Cuma gak kelihatan aja. Di lingkungan internasional pun, seperti China, Jepang, Rusia, Amerika, Korea Selatan, India, dan Uni Eropa secara terstruktur dan tersistematis berlomba-lomba untuk lebih unggul didalam kompetisi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan) yang muaranya pada inovasi, teknologi dan basis data yang kuat. Karena memang, a