Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Bangunan NKRI Pasca-Pemilu

Gambar
Bagaimana cara mengokohkan bangunan NKRI? (a) pastikan Republik kita makin 'bersih' dari KKN, (b) pastikan daya saing tinggi dibandingkan negara lain, (c) pastikan kabinet diisi orang2 yang tepat, tidak terpasung jabatan2 strategis dengan politisi2 transaksional. Karena kerja mereka hanya di momen pemilu, bukan di momen real/nyata di lapangan. Ini memang konsekuensi demokrasi (demokrasi atau democrazzy ya?). Panggung tersedia bagi siapapun yang memenuhi administrasi untuk terlibat. Dari dinamika ke dinamika lain, generasi baru akan terlahir. Generasi 'robot bayaran' atau generasi negarawan. Orang2 kayak gini tadinya tidak dikenal luas, berkat panggung politik mereka dikenal luas. Tentu kita paham, memang mereka yang terkenal tapi kita kan gak pernah tahu siapa pengontrol mereka dibalik layar? Cukup diketahui, yang sakti itu ya orang di belakang layar itu. Bukan orang yang dibranding sebagai public figure. Alasan orang menjatuhkan pilihan juga sebenarnya caranya s

People Power Yang Sumbang Yang Tak Ayal Seperti Suara Bebek Ngoceh

Gambar
Jelas sebenarnya, bahwa demokrasi itu ya people power. Lalu apa hubungannya yang dibicarakan oleh Amien Rais? Hubungannya hanya di asal njeplak (ngomong) dan ngolak-ngalik kata saja. Tujuannya satu. Bikin gaduh! Dislokasi people power menjadi bergeser sehingga mengisyaratkan masyarakat untuk bergerak dan melakukan perlawanan. Jelas sebuah kesalahan vatal yang besar. Kenapa? Karena seharusnya terminologi people power itu sama dengan popular control, yakni kontrol publik yang mengacu pada seluruh siklus pemerintahan yang taat administratif. Sehingga ini menjadi linier (berkorelasi positif) seperti yang dimaksut oleh Abraham Lincoln, yakni "dari, oleh dan untuk rakyat!". Demokrasi itu artikulasi kedaulatan rakyat. Jangan didislokasikan. Kita harus kritis menanggapi konteks2 sensitif yang bikin gaduh seperti ini. Pesta yang seharusnya mencari kesejatian pemimpin Indonesia malah dicoreng langsung dengan kegaduhan. Ini menjadi serius, karena yang ngomong bukan lagi kapasit

Sekarang Business Landscape Dan Corporate Entrepreneurship Sudah Banyak Yang Berubah

Gambar
Untuk bervisi sebagai manusia moderat yang unggul, saya setuju dengan pola visi yang digunakan oleh Isaac Newton, bahwa live your life as an exclamation rather an explanation. Yang saya lihat saat ini, konsistensi orang itu mudah berubah. Terbukti, acuan ideologis pemikiran seseorang itu akan menolak kebenaran, even itu sudah dibuktikan berdasarkan hasil riset. Ia akan cenderung menganggap kebenaran versinya adalah kebenaran mutlak. Yaa itu terserah sih, cukup tahu bahwa ada kebenaran diatas kebenaran. Ada langit diatas langit. Suatu waktu, orang-orang non-valid seperti ini akan kena batunya sendiri kalau tidak insyaf2. Saat ini gaya hidup makin berkembang, pun juga kepada gaya hidup digital. Ini bisa dikatakan potensi, namun juga bisa dikatakan masalah. Tergantung sudut pandang kita yang ingin melihat. Namun satu hal yang perlu di garis bawahi, bahwa business landscpae dan corporate entrepreneurship sekarang sudah berubah. Dan penggesernya adalah digital mobility inilah yang pe