Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

Rencana Kepercayaan. Apakah Kepercayaan Perlu Direncanakan?

Gambar
Bagi saya, lebih baik berbicara jujur meskipun menyakitkan seseorang daripada saya tipu dan orang tersebut tersenyum bahagia (karena tidak tahu). Lebih baik rasa pahit diberikan namun itu jamu yang menyehatkan. Gejolak global lokal saat ini sudah ngublek (bercampur) menjadi satu. Putih hitam merah abu-abu menjadi samar-samar dan sulit dijelaskan diuraikan. Tapi bagus juga sih, karena akan jelas siapa yang positif dan siapa yang negatif. Kalau masih sulit membedakan? Ya tinggal pakai cara bodon saja, dia sekarang berada/berdiri di posisi mana dan siapa. Nah, sikap golongan dan kelompok itu bagaimana sekarang. Agak gepyok uyah tapi untuk brainstorming sekilas tidak ada salahnya lah. Isu-isu negatif yang berkembang harus diimbangi dengan langkah yang riel, yang nyata. Kepercayaan tidak boleh jadi rencana namun harus menjadi hasil yang bisa dinikmati. Jangan melakukan  wait and see . Karena menjadi penonton hanya membuat keadaan ini berkepanjangan. Harus ada yang berani “ambil

Generasi Milenial Mamandang Politik Indonesia Saat Ini

Gambar
Banyak sekali ya tulisan saya sebelum-sebelum ini membahas tentang generasi milenial. Tapi kalau mau dibuat review, bahwa generasi milenial adalah generasi yang lahir antara jenjang waktu 1982 hingga tahun 2000. Atau kalau berdasarkan riset, generasi milenial adalah generasi Y atau Echo Boomer atau akrab disebut dengan Generation Me, yaitu kelompok manusia yang lahir diatas tahun 1980-an hingga 1997 (Strauss & Howe, 1991). Mereka-mereka ini disebut milenial karena satu-satunya generasi yang pernah melewati millennium kedua sejak teori generasi ini dibuat pertama kali oleh Karl Mannhein pada tahun 1923. Nah. Kalau sekarang pertanyaannya tentang sikap dan pandangan kita/generasi milenial memandang perpolitikan Indonesia saat ini bagaimana? Kalau kita mengacu riset dari Litbang Kompas dan apa yang saya rasakan sebenarnya (khusus bahasan ini) tidak ada perbedaaan yang mencolok dan signifikan ya terkait sikap pandangan dan argument antara generasi milenial dan generasi

Pertemuan Penuh Harapan

Gambar
Apa yang anda pikirkan tentang pertemuan, lalu tentang harapan? Yakni adanya hasil yang kongkret. Entah ini kita sedang membahas yang cakupan view -nya personal, bilateral, multilateral, atau bahkan unilateral. Saat ada ekspektasi biasanya yang paling alot itu adalah saat membahas tentang pembahasan komitmen. Karena jelas, ini membahas tentang garis-garis, prinsip-prinsip, role-role yang dipegang oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, Bahasa-bahasa “kode” menjadi sangat dominan dalam hal/keadaan ini. Didalam masa penjajakan (entah melalui meeting, pasangan, atau acara formil lainnya), pasti salah satu dari kedua belah pihak melihat daya tawar apa yang menjadi menarik dan jelas ada jaminan keamanannya. Harapan tentu lahir dari mimpi-mimpi indah yang mungkin sulit terwujud, namun ada probabilitas terwujud. Oleh karena itu, mengendurkan ketegangan menjadi jalan tengah yang bisa berarti membawa benang merah. Yang paling penting adalah: kita jangan berada dalam posisi yang “dikunci

Media Seharusnya Jadi Pemberi Petunjuk Arah

Gambar
Bagi saya, media itu adalah ekspresi. Ekspresi bahwa kita strong, because we know our weaknesees; we are beautiful, because we are aware of our flaws; we are fearless, because we learnt to recognise, illusion from real; we are wise, because we learn from our mistakes; we are a lover, because we have felt hate; and we can laugh, because we have known sadness. Saya melihat, ini adalah ekspresi independensi dan murninya sudut pandang yang belum/tidak diintervensi oleh siapapun. Media, harus menjadi petunjuk arah kepada publik, masyarakat, dan pemerintah agar ada saling autocorrect sehingga saling belajar dan memperbaiki diri mana yang salah, mana yang kurang, dan mana saja yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, saya melihat media massa harus berperan penting dalam memberikan pilihan arah berikut konsekuensinya kepada masyarakat (entah lapis atas mauapun lapis bawah), sehingga dengan cara pandang ini, masyarakat dan publik akan tercerahkan dengan sajian yang informatif dan jelas. Ja

Eksalasi Perang Dagang China Meningkat

Gambar
Benar, saat ini persaingan antar negara di dunia sedang nge- trend perang dagang. Gak tau motifnya apa. Saat ini jalur diplomasi bukan lagi partnership dan win-win solution, kayaknya sudah mulai bergeser pada mekanisme pasar dan aktualisasi diri siapa yang kuat dan siapa yang harus dilemahkan, bergeser menjadi semacam cara kanibal “the big eats the small, the strong eats the weak”, yaitu semacam yang besar memangsa yang kecil atau satu arti dengan yang kuat memangsa yang lemah. Terbukti, paman Donald sedang menggunakan intusisi dan insting bisnisnya dalam menggerakkan ekonomi dan kekuatan biletaral negaranya terhadap negara lainnya. Secara strategi, saya melihat China didalam track yang benar dengan menggodoknya (digodoknya) realisasi pada rencana penerapan aturan antidumping sementara. Kebijakan ini diterapkan atas sorgum dan karet sintesis impor dari AS, Uni Eropa, dan Singapura. Kebijakan ini bisa sekali meningkatkan ekskalasi negosiasi perdagangan Beijing dan Washinto

Memberi Peluang Untuk Daya Saing Lokal

Gambar
Kita tidak mungkin menemukan lautan biru jika kita tidak berlayar jauh, begitu juga dengan daya saing. Kita tidak akan menemukan daya saing kita jika kita tidak adaptif dan punya respon cepat terhadap perubahan. Yes! kesuksesan tidak mungkin dicapai dengan instan. Pasti kita kesakitan dahulu. Lalu kesakitan tsb membuat kita berpikir. Pikiran membuat kita bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bertahan dalam hidup dan kompetisi. Kalau katanya Porter, Profesor dari Harvard Business School didalam presentasinya mengatakan bahwa daya saing atau competitiveness is productivity with which a nation uses its human, capital, and natural resources. Oleh karena itu, saya setuju saat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan kunjungan ke IIMS atau Indonesian International Motor Show di JIExpo untuk mendukung karya anak bangsa dan ikut mempromosikannya. Bahkan demi menunjukkan antusiasmenya, presiden mengenakan jaket jins denim bergambar peta Indonesia. Saya mengapresiasi sangat besar,

Penggunaan Data Cellular Penting Untuk Diawasi, Kasus Facebook Jangan Sampai Terjadi Disini

Gambar
Belajarlah dari kesalahan, jangan terjatuh di lubang yang sama dua kali. Kalau didalam ajaran agama, laa yalda’ almukminu min juhri waahidin marrotain, janganlah seorang mukmin terjatuh di lubang (binatang berbisa) yang sama sebanyak dua kali. Kita tahu ya, bahwa kemaren pemerintah mengeluarkan kewajiban registrasi ulang nomor prabayar jasa telekomunikasi dan sudah berakhir di tanggal bulan yang sudah ditentukan. Masalah paling menakutkan tentang program ini adalah kebocoran, kasus penyalahgunaan data kependudukan. Saya melihat, ini harus diawasi agar ‘setan-setan digital’ yang terjadi di facebook untuk manipulasi perpolitikan Amerika Serikat tidak terjadi di Indonesia. Pada dasarnya, kebijakan ini bagus dan integrasi data ini kita dukung. Tapi, data ini harus diawasi dan harus mencegah penipuan. Agar masyarakat merasa aman nyaman. Lalu solusinya bagaimana? Menurut pandangan saya, solusinya adalah pemerintah harus segera membuat aturan yang jelas melindungi data pelangga

KPU Yang Kecolongan

Gambar
2018 ini, KPU akan melakukan rekruitmen anggota panitia seleksi untuk Provinsi, Kabupaten, dan Kota di sekitar 300san daerah. Kondisi eksisting saat ini adalah di wilayah selain DKI Jakarta dan Banten, KPU masih baru mengumumkan pembentukan panitia seleksi. Khusus untuk sebagian wilayah seleksi tingkat lokal seperti DKI Jakarta dan Banten pansel/panitia seleksi sudah selesai. Jika mekanisme diatas sudah terpenuhi dengan baik, maka KPU akan melakukan uji kelayakan (feasibility) dan kepatutan, apakah panitia seleksi yang disusun sudah layak dan patut apa belum? Yaa, kurang lebih seperti itu prosesnya. Kalau kita mengamati sejarah yang lalu-lalu, dan harusnya kita belajar dari kesalahan-kesalahan tsb. Bahwa ICW (Indonesian Corruption Watch), menyebutkan KPU sering sekali melakukan kesembronoaan berupa kecolongannya para panitia-panitia seleksi yang terpilih untuk Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang sebenarnya punya conflict of interest sangat tinggi dengan hajat calon kepala da

Kita Kejar Inovasi Dan Teknologi!

Gambar
Ada yang mengatakan, bahwa setiap inovasi dan teknologi yang kita lihat hari ini adalah sihir di mata nenek moyang kita dahulu. Kalau kita membahas inovasi dan teknologi ini pasti kuat hubungannya dengan dominasi pasar dan paten. Kenapa seperti itu? Agar monopoli posisi tawar bisnis kita jelas letakknya ( spot -nya) ada dimana. Inovasi dan teknologi harus dikejar, karena inilah cara untuk mengatasi ketertinggalan. Cara lainnya, ya perluasan wawasan melalui pendidikan (investasi lama, tapi efektif sih). Sebenarnya kalua kita mau amat2i perkembangan perang dagang internasional saat ini ya. Entah itu yang berkaitan tentang As terhadap China, terkait kebijakan tarif ekspor baja. Atau kasus CPO sawit kita (Indonesia) oleh Uni Eropa, Amerika dan India yang mempermasalahkan pemborosan lahan dan harus produknya disubstitusi dengan minyak dari biji bunga matahari, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola, atau kasus2 sejenis lainnya. Ini kuat kaitannya dengan teknologi dan inovas

Head To Head Indonesia Untuk Menantang Daya Tawar Dan Posisi Tawar Dagang Internasional

Gambar
Jabat tangan adalah bukan hanya untuk ucapan selamat karena kita melakukan sesuatu. Tetapi, jabat tangan adalah ekspektasi sederhana bahwa kita sekarang punya harapan, kita sekarang agar bisa bersama-sama, berjalan kerja sama, kerja kerja dan kerja. Sebagaimana sebuah bisnis pada umunya, saat ini pemerintah pun sedang menghadapi masalah dalam iklim kebisnisannya. Apa itu? Tentang CPO dan kebijakan luar negeri (khususnya Uni Eropa) yang mendesak meninggalkan CPO Indonesia dan Malaysia karena dianggap lebih beresiko merusak lingkungan dibandingkan alternatif minyak pengganti/substitusi yang ditawarkan (minyak dari biji bunga matahari, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola). Memang substansi masalahnya apa saja? Yaitu sebagai berikut: (a) kawasan ekonomi, saat ini menghambat ekspor CPO kita (Indonesia) dengan cara rencana penghapusan penggunaan produk CPO pada tahun 2021; (b) ada 4 pelaku negara yang melakukan penghambatan ekspor terhadap Indonesia. Siapa saja itu? Yai

Antisipasi Ujaran Kebencian

Gambar
  Kita harus ikut bertanggung jawab mengendalikan ujaran kebencian. Nuansa-nuansa singgungan di medsos atau dunia nyata tentang suku, agama, ras dan antargolongan sudah mulai mengemuka dan memanas. Kemunculan egoistik provokatif satu dua orang ini harus dikendalikan. Dikhawatirkan akan menjadi semacam effect hello yang menyebar dan menjangkiti pemikiran-pemikiran warga awam yang reaktif yang sulit membedakan benar salah. Apalagi muncul puisi-puisi aneh tentang cadar adzan hijab dll, dan tentang juga Indonesia akan hancur 2030 akibat kebanyakan baca novel. Data yang saya amati dari Bawaslu dari tim cyber -nya mengatakan ada potensi konflik yang ditunjukkan dengan temuan sekitar rata-rata 20 laporan ujaran kebencian di medsos di setiap provinsi di tahun politis ini. Laporan ini rata-rata berisi meme, informasi terindikasi fitnah dan kebohongan, ajakan untuk tidak memilih calon tertentu, ajakan kebencian berupa kata dan tindakan karena alasan suku ras agama, dan beberapa

Skandal Data Seluler Untuk Preferensi Pemilih Di Pemilu

Gambar
Kegagalan perlindungan data bisa benar-benar merusak stabilitas politik, daya saing, dan gairah ekonomi dalam negeri. Memang siapa yang tahu dengan dunia maya. Ruang digital yang penuh dengan kelebihan, pun juga kekurangannya. Yang kita sorot disini adalah ketidakmampuan negara untuk melindungi data privat masyarakat yang saat ini digembor2kan daftar ulang dengan KTP dan KK di kartu seluler masing-masing. Dengar punya dengar, server pemerintah dijebol (NIK dan KK), dan kehilangan sekian puluh juta data pelanggan seluler dari total 262 juta populasi warga Indonesia. Kabar desas-desus inilah yang konon diperpanjannya waktu daftar ulang seluler dengan NIK dan KK. Bukan 28 Februari 2018 sebagai akhir daftar, melainkan dalam batas waktu yang tidak diinformasikan. Apakah ini valid? Saya pun masih menunggu data dari ring 1 yang meyakinkan. Apa dampak jebolnya data registrasi seluler warga dengan KTP dan KK ini? Dampaknya bisa macam-macam: (a) data bisa ‘dijual’ sebagai alat politik; (b

Perlu Terobosan Politik Agar APBD/N Jauh Dari Perilaku Korupsi

Gambar
Kita perlu melakukan langkah antisipasi agar menghasilkan output kualitas dan iklim yang lebih baik. Modus korupsi itu mudah sekali diprediksi sebenarnya, pasti jatuh-jatuhnya (pasti muara-muaranya) di suap dalam pembahasan anggaran dan realisasi anggaran pendapatan daerah (APBD). Itulah daerah kekuasaan praktik korupsi. Ini miris, karena daftar pejabat-pejabat yang ‘TKO’ oleh KPK tidak kalah banyak jumlahnya. Kemarin saja ada 18 anggota DPRD Kota Malang dan 38 anggota dan mantan anggota DPRD Provinsi Sumut sebagai tersangka. Sebelumnya, ada 3 pimpinan DPRD Kota Mojokerto yang diproses hukum dalam kasus yang serupa, yang berantai kepada 6 anggota DPRD Musi Banyuasin dan 7 anggota DPRD Sumut diproses hukum akibat itu. Kalau-kalau kita melakukan rekap terhadap laporan KPK, terhitung sejak KPK berdiri, sedikitnya sudah ‘menelan korban’ sebesar 122 anggota DPRD. Lalu, kalau sudah begini lantas apa yang harus kita lakukan? Yang harus dilakukan: (a) lagi-lagi warga/ masyarakat selalu

RI Kehilangan Efektivitas, Karena Lingkungan Politik Tidak Mendukung

Gambar
Persoalan mendasar kita adalah tentang pembangunan ekonomi dan kebijakan yang tidak efektif. Salah satu variable internal yang menonjol ‘menggasak’ semuanya itu apa? Adalah lingkungan politik. Satu itu yang selalu punya alasan ‘menggasak’ dan membuat resisten pembangunan ekonomi. Sebenarnya ujung pangkalnya mudah diidentifikasi sih. Yaitu pasti karena banyaknya inefektivitas kebijakan di negara itu. Pasti itu! Rujukan kita seharusnya bukan teori, tapi pengalaman kebijakan. Oleh karena itu, perbaikan lingkungan politik harus segera dimulai dan dilakukan. Cara pembangunan ekonomi (khusus ekonomi) yang selalu efektif di segala situasi adalah investasi. Kita harus sadar bahwa investasi itu adalah momentum. Oleh karena itu untuk membangun momentum, kita sudah harus jelas dulu dalam jawaban tentang peluang. Sehingga saat ini kita bisa menjawab pertanyaan: “sebenere awakdewe saiki due peluang bisnis oppo wae?!” Saya melihat, dengan tertatanya investasi, kita tidak akan ‘ketinggalan ker

Kasus Jadi Momentum Berbenah

Gambar
Kasus harus jadi momentum berbenah untuk menegakkan integritas. Semua pihak harus terlibat dalam proses ini. Jika kita sekarang bayak kasus yang menimpa, entah nikung (nelikung), penyelewenang, penilepan, penipuan, korupsi, dll ini sebenarnya menjadi momentum bersih-bersih bagi kita. Ini penting agar integritas menjadi teruji, terjaga, dan sustainable. Tentu, masalah nikung (nelikung), penyelewenang, penilepan, penipuan, korupsi, dll ini akan merusak citra lembaga (perusahaan, organisasi), bahkan kalau tidak segera ada tindak lanjut dan perbaikan akan merusak fungsi sistem komprehensif/keseluruhan. Lalu solusinya bagaimana? Solusinya yaitu segera melaksanakan verifikasi dan perombakan di ‘lapangan’ (departemen) ternoda. Itu bagus untuk contoh bahwa kita punya tindakan persisten, fast respond , dan kita tunjukkan bahwa kita mampu memberikan contoh moral yang baik dan ketegasan bagi karyawan lapis atas menengah dan bawah lainnya. Berkeluh kesah karena kegagalan tidak akan meruba

Drama Hilangnya Rasa Malu

Gambar
Hari hari ini, kita membahas tulisan-tulisan yang bersifat makro sarkastik saja ya. Tidak menunjuk ke hal spesifik, tapi tau arah tulisan ini mau kemana kritik-kritik publiknya. Kita awali dengan drama hilangnya rasa malu pemimpin-pemimpin kita yang terjerat korupsi. Yang saat ini ada di kursi pesakitan KPK dan pengadilan. Perlu diketahui oleh teman-teman sekalian, bahwa pembohongan publik itu terjadi melalui banyak hal. Ironisnya adalah sekarang ini seseorang melakukan pembohongan publik sudah tidak punya malu dan salah. Kenapa ya?! Seharusnya, rasa salah dan malu tsb adalah merupakan bagian dari emosi. Dan solusinya pun bisa diatasi dengan pendekatan emosi. Lalu, apakah faktanya bisa benar-benar demikian? Coba kita kupas tuntas dulu saja ya. Kalau saya diminta harus menjawab tentang drama rasa malu dan emosi dalam sebuah pendekatan. Maka pendekatannya sebagai berikut: Bagi saya, emosi dan rasa malu bisa dijelaskan berdasarkan 2 pendekatan. Pertama, apakah emosi dan rasa