Pertemuan Penuh Harapan


Apa yang anda pikirkan tentang pertemuan, lalu tentang harapan? Yakni adanya hasil yang kongkret. Entah ini kita sedang membahas yang cakupan view-nya personal, bilateral, multilateral, atau bahkan unilateral.

Saat ada ekspektasi biasanya yang paling alot itu adalah saat membahas tentang pembahasan komitmen. Karena jelas, ini membahas tentang garis-garis, prinsip-prinsip, role-role yang dipegang oleh kedua belah pihak. Oleh karena itu, Bahasa-bahasa “kode” menjadi sangat dominan dalam hal/keadaan ini. Didalam masa penjajakan (entah melalui meeting, pasangan, atau acara formil lainnya), pasti salah satu dari kedua belah pihak melihat daya tawar apa yang menjadi menarik dan jelas ada jaminan keamanannya.

Harapan tentu lahir dari mimpi-mimpi indah yang mungkin sulit terwujud, namun ada probabilitas terwujud. Oleh karena itu, mengendurkan ketegangan menjadi jalan tengah yang bisa berarti membawa benang merah. Yang paling penting adalah: kita jangan berada dalam posisi yang “dikunci” dalam negosiasi. Karena ini jelas tidak realistis dan merugikan diri kita.

Kalau bisa pertemuan ini hendaklah mengandung keadilan, mengukir sejarah, tanggung jawab dan ada empati yang jelas karena itu menunjukkan keperdulian. Jangan sampai, dukungan dan empati menurun karena ada ketidakadilan dan tusuk-menusuk hak disitu. Bersepakat tidak harus mainstream, perlu juga yang tidak biasa dan menunjukkan pemandangan yang tidak biasanya (selama benar). Untuk sebuah respect, kita tidak harus mencari respect kan? Karena respect yang alami/natural adalah respect yang lahir karena sikap benar dan sikap tepat kita.

Dan sebagai penutup, disamping ada hasil yang kongkret, pertemuan itu haruslah menunjukkan peran penting satu dengan lainnya. Karena peran penting menunjukkan adanya kolaborasi.

Lidah orang berakal berada di belakang hatinya, dan hati orang bodoh berada di belakang lidahnya.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan Dilindungi Hak Cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?