Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Indonesia, Pusat Kekuatan Ekonomi Dunia

Gambar
Apakah judul saya terlalu berlebihan? Saya rasa tidak. Judul tsb saya dapatkan dari hasil riset IMF (International Monetary Fund) tahun 2016. Hasil riset IMF tahun 2016 menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi kedelapan dunia dengan total PDB (produk domestik bruto) 3.028 miliar dollar AS. Judul riset tsb adalah “The Long View, How Will Global Economic Order Change By 2025?” yang diceramahkan oleh PwC (PricewaterhouseCooper). Didalam ceramahnya, PwC mengatakan Indonesia akan berada di peringkat ke-5 di tahun 2030 dengan estimasi PDB sebesar 5.242 milliar dollar AS dan merupakan peringkat ke-4 pada tahun 2050 dengan estimasi PDB 10.502 milliar dollar AS yang diolah berdasarkan metode PPP (purchasing power parity). Di riset tsb dijelaskan juga ttg China, bahwa China akan jadi kekuatan ekonomi dunia terbesar, baru disusul India, AS dan Indonesia. Lalu. Apa memang yang mempengaruhi pertumbuhan PDB hingga se-agresif tsb? Yang mempengarugi pertumbuhan PDB hingga se-agresif

Unsur Terpenting Didalam Universitas

Gambar
Saya melihat, diluar faktor-faktor struktural kelembagaan, unsur terpenting didalam universitas itu adalah di SDM-nya, di pengelolaan sumber daya manusianya, terutama para pengajar dan penelitinya. Kalau tentang tata kelola dan pembinaan staf akademiknya ini digali berdasarkan dari potensi, kinerja keilmuannya, dan total biaya yang dikeluarkan negera didalam pembinaan saja. Intinya, dari proses seleksi dan pengembangan tsb dicari staf akademik potensial intelektual yang bisa berharga untuk universitas dan Negara. Sisanya? Monggo kalau mau mengambil sistem alam. Gugurkan! Keberadaan sedikitnya potensi intelektual harus diberdayakan, beri kesempatan dia, dan fasilitasi dia untuk mewujudkan potensi2nya. Gaya kerja semena-mena yang tua kurang ajar dengan yang muda dengan landasan like dislike harus dihapuskan. Ubah dengan profesionalisme, dan eliminasi gaya-gaya seperti ini. Kalau gak mau. Cut! Pecat besok. Didalam hal ini, kegiatan penelitian harus diutamakan karena jelas-jelas pu

Politik Transaksional

Gambar
Kita tidak bisa menutup fakta bahwa demokrasi dengan cita-cita mulia dibajak oleh kekuatan ekonomi politik. Ini akan melahirkan oligarki yang menjadi penentu nasib rakyat banyak. Yang menjadi masalah disini apa? Yang menjadi masalah adalah kadang antara demokrasi dan ekonomi politik memiliki hubungan yang berkebalikan. Hubungan berkebalikan ini disebabkan oleh gap atau deviasi antara keduanya yang dijembatani oleh politik transaksional, yang artinya "jelas ada deal  arah kekuasaan politik" akibat dipinjami/dimodali total operational cost -nya, dan ini jelas kedepan memiliki motivasi conflict of interest yang tinggi. Saya memiliki pandangan bahwa politik transaksional disamping biasanya banyak masalah. Moda politik transaksional ini sejatinya adalah sangat mencederai orientasi fairness dan berkenegaraan yang baik. Ini kalau diistilahkan seperti nyanyian kata-kata tapi tanpa laku. Saya melihat politik transaksional banyak melahirkan praktik-praktik politik berbiaya maha

Ukuran Kewajaran Utang

Gambar
Sedikit berbicara data dan ceramah teori yang tepat terkait pembahasan kewajaran utang Negara ya. Anggap saja ini sebagai selingan bahwa antara idealitas, dibutuhkan sebuah landasan berpikir yang tepat. Apalagi ini menyangkut angka pasti (kuantitatif), yang artinya, salah perhitungan ya salah semuanya yang kita lakukan sekarang. Kita ketahui bahwa kinerja utang Negara kita sampai Juli 2018 saat ini adalah Rp 4.200 triliun atau ekuivalen dengan 29,57% dari produk domestik bruto (PDB). PDB dijadikan rujukan lantaran ada hubungan yang linier langsung diantara keduanya. Kondisinya adalah kinerja volume PDB itu menunjukkan kinerja perekonomian suatu Negara. Semakin tinggi level PDB makan semakin tinggi prestasi ekonominya sehingga kemampuan finansial untuk menutup utang kita juga semakin kian membesar/menguat. Sedangkan rasio utang terhadap PDB yang semakin kecil ini bisa dibaca sebagai bentuk peningkatan efisiensi pemanfaatan utang Negara kita. Lalu apa kelemahannya? Kelemahannya ad

Mengantisipasi Dana Saksi Agar Tidak Membengkak

Gambar
Bagi saya (dan walaupun terus menerus belajar), lebih baik berbicara jujur meskipun menyakitkan seseorang daripada menutupinya hanya untuk membuatnya tersenyum (sehingga malah tiba-tiba berubah menjadi menipunya). Marilah kita menjadi hamba-hamba Allah Swt yang jujur lidahnya dan menyenangkan kebenaran yang baik bagi masa depan. Kalau berbicara tentang politik dan antisipasinya, biasanya yang paling menjadi momok adalah di dana operasionalnya. Namun sebelum berbicara hal tsb, kita coba bahas masalah atau kendala di akar rumput. Memang apa saja to kendalanya? Daripada hanya berpikir ttg kendala, lebih baik kita campur dengan skenarionya sekalian, agar ada solusi kedepan. Oke, saya awali dari kendala dan skenario 1. Kondisinya saat ini adalah kita harus mencari cara bagaimana cara membiayai saksi di pemungutan suara agar tidak membengkak. Kenapa? Karena posisi saksi saat ini sangat penting kehadirannya untuk menjaga suara. Kondisi 2 adalah: adanya data yang menunjukkan bahwa jumla

Kenapa Pemilih Milenial Dikejar-Kejar?

Gambar
Saya selalu ingat dengan perkataan Tan Malaka, idealisme adalah kemewahan terakhir yang harus dimiliki oleh pemuda. Buat apa punya wilayah seluas Sabang hingga Merauke jika pemudanya kehilangan idealisme. Langsung to the point.  Kenapa saya pede ttg generasi milenial? Anda amat2i ya, bahwa saat ini jumlah pemilih milenial yang berumur 17-38 tahun mencapai 55% dari total jumlah pemilih di Pemilu 2019 besok. Jadi clear ya, bahwa ini memang asset penting dan kehadirannya amat diperhitungkan. Itulah dasar  confidence level  saya, sekaligus  precision level  saya. Generasi milenial sangat penting. Disamping sebagai pengisi quota hak pilih, generasi ini penting untuk sumbang ide dan gagasan kekinian. Hal yang saya khawatirkan sebagai deviasi (gap/jarak atau penyimpangan dan agak pesimis dalam politis) disini adalah para politisi hanya mengincar suaranya saja, tidak lebih dari itu (bukan investasi meregenerasi). Artinya prinsipnya adalah "Yang terpenting gagasan mudanya dan kekeni

Jangan Abaikan Pembangunan Sistem

Gambar
Ada yang mengatakan ke saya bahwa hal yang terbaik dari hal tersulit didalam apapun itu adalah bertahan. Kenapa? Karena bisa bertahan itu adalah kunci untuk survive didalam hidup, karena bukan yang pintar dan kuat yang bertahan, namun mereka2 yang mau berkembang dan beradaptasi yang bisa bertahan. Dan dari dasar inilah mengapa saya punya confidence level yang tinggi bahwa posisi upgrading sistem dan pembangunan tata kelola dibutuhkan dan sangat penting posisinya. Banyak kasus yang membuktikan bahwa partai telah abai membangun sistem untuk melahirkan calon pemimpin berintegritas. Artinya adalah kepercayaan kita tidak bisa dibayar murah. Apalagi partai sebagai salah satu pusat yang dipercaya sebagai sumber kepemimpinan publik di berbagai bidang dianggap tidak bisa menerapkan pengelolaan kekuasaan dengan cara yang benar di internal partai. Kalau di hal mendasar itu saja tidak bisa, mustahil kepercayaan dan integritas publik bisa diraih. Kenapa? Karena partai pun tidak punya sistem

Membangun Budaya Politik Baru

Gambar
Yang membuat marah kita sendiri adalah rusaknya moral manusia, bukan hilangnya harta benda kita. Ingat, janji/sumpah untuk tidak melakukan tindakan korupsi adalah perjuangan akhlaq kita, itu adalah perjuangan integritas kita. Kalau katanya teman2 di sebelah (dan saya mengimaninya juga), bahwa kalaupun kita mati harus mati dengan membela dan memperjuangkan kepentingan orang banyak, anda tidak akan bisa membeli cara mati kami. Mari pilih mati secara bersih. Kalau saya melihat, kendala/masalah mendasar didalam budaya politik kita saat ini adalah: (a) seringnya partai politik dipakai sebagai “bungker” bagi orang-orang bermasalah (korup, punya catatan track record yang buruk, kepentingan bisnis, dll) yang menurut saya kebiasaan ini dibongkar, ditegasi dan harus segera disudahi; (b) kalau ttg masalah baru-baru ini terkait pengundurdirian Idrus Marham karena terindikasi korupsi. Ini menarik. Kita coba gali-gali. Inti mendasar Idrus Marham adalah membuatnya ia ttg biaya komitmen (commitm

Ma’ruf Amin, Antara Kapabilitas Dan Reaktibilitas? Mana Kritik Yang Benar?

Gambar
Saya percaya, bahwa bermain strategi itu bukan soal memegang kartu-kartu terbagus, namun bagaimana memainkan kartu-kartu yang ada, dengan cara baik dan bagus. Jadi kuncinya memang bagaimana kita bisa bermain cerdas didalam hal ini. Pun juga yang saya lihat terhadap Yai Ma'ruf Amin. Sebelum saya jelaskan, Anda ingat Gus Dur kan? Gus Dur itu bagi saya cenderung lebih fleksibel didalam pembawaaan kepemimpinannya, karena punya prinsip "tasawwuf" yang mudah beradaptasi dengan "panggung politik praktis". Dan ini tentu berbeda dengan Fiqh sebagaimana ilmu dasar yang dikuasai oleh Yai Ma'ruf Amin. Ciri khas orang Fiqh biasanya tentu punya gaya berpikir yang substansial, biasanya mudah terpancing dengan beberapa isu permukaan dan sulit dinego. *Umumnya, biasanya dimana-mana pun tempat, para pakar Fiqh itu jagonya debat kusir, sedangkan pakar Tasawwuf jagoannya ngeles/ paling jago ngeles dan manusia yang paling bisa menikmati hidup. Kenapa saya tertarik menu

Prinsip Relativitas Hidup, Bukti Lebih Penting Dibandingkan Rencana

Gambar
Prinsip relativitas hidup yang harus dilakukan bijak, yakni adanya kesadaran bahwa "bukti lebih penting dibandingkan rencana". Berkhayal dan ingin dipandang orang hebat/ keren dan berhasil. Hal tsb oke, namun sayangnya dunia ini bukan untuk hidup di pikiran orang lain. Kita harus hidup di pikiran kita sendiri dan berjuang untuk hidup orang-orang yang kita sayangi. Kecil dan sedikit demi sedikit akan berhasil signifikan, dibandingkan hanya melakukan dan membayangkan yang besar namun tidak jalan-jalan. Pahami bahwa  every accomplishment start with decision to try,  yakni setiap keberhasilan apapun selalu diawali dengan keputusan  action / bukti dibandingkan rencana. Salam, Bahrul Fauzi Rosyidi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Tulisan dilindungi hak cipta!

Membangun Peradaban Masa Depan

Gambar
Kalau katanya Nelson Mandela, segala apapun impian anda itu selalu tampak tidak mungkin sampai hal tsb selesai. Begitu juga membangun peradaban masa depan, point analysis -nya adalah gigih dan pantang menyerah. Kenapa? Karena masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini. Saya melihat, peradaban tidak boleh menganulir keberagaman, kerukunan dan nilai-nilai kemanusiaan. Peradaban harus menjadi landasan nilai kemanusiaan yang sosial namun juga ada solusi keekonomian untuk memenuhi 4 kebutuhan pokok manusia ( sandang, pangan, papan , dan kesehatan; sekarang malah ada yang baru yakni traveling/refreshing ). Tentang jalan/poros tengah bagaimana? Ya tetap harus ada poros tengah didalam hal ini. Penting itu. Poros tengah bisa mendamai 2 kubu yang bersengketa dan terlalu kaku. Triger yang kita gunakan adalah enggagement, innovation, impact, dan global recognition. Jangan menjadi kutukan peradaban, suara yang terlupakan, dan bayangan sempurna yang tidak pernah ditemu

Kau Orang Baik, Jangan Melakukan Pekerjaan Yang Buruk

Gambar
Gelap tidak bisa mengusir gelap, hanya terang yang bisa. Begitu juga pada kebencian, kebencian tidak bisa melawan kebencian, hanya cinta yang bisa. Sebagaimana yang dulu pernah kamu tulis sendiri. Bahwa tetaplah menjadi orang baik, jika kamu beruntung, kamu akan bertemu dengan orang baik. Jika tidak, kamu akan ditemukan oleh orang-orang baik. Tapi jangan juga pernah lupa, bahwa bukan berarti orang baik pasti dari cerita orang 'lempeng' yang baik, ingatlah orang baik itu yang mengambil pelajaran dan bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah. Di dunia ini, tidak ada manusia yang sempurna. Bisa jadi kesalahan diri kita yang sangat besar dan banyak. Tetapi kita berusaha menutup-nutupinya. Sedangkan kesalaan orang lain yang kecil, malah dibesar-besarkan. Permulaan yang baik sama artinya dengan setengah pekerjaan sudah dimulai. Untuk menjadi pekerja keras, tidak usah mengharap diakui pekerja keras. Fokuslah saja bekerja kerja dan kerja dengan hasil efektif. Dan t

Pentingnya Data Literacy Dan Bahaya Data Blindness

Gambar
Kalau kita berbicara data. Ada satu hal yang harus digaris bawahi. Apa itu? Mengandung kebenaran haqiqi atau tidak. Bagi saya membangun data mudah, membangun kebenaran yang sulit. Karena setiap kebenaran punya dua sisi penting, dan penting untuk melihat keduanya itu tsb. Hal ini linier dengan data literacy dan data blindness . Faktanya, saat ini apapun keadaaanya kita butuh sebuah keterukuran dan fact-based. Makanya posisi data, perencanaan, evaluasi, dan kontrol untuk mengkritisi masa kini dan depan sangat penting disini. Oleh karena itu, melek data atau data literacy sudah menjadi kewajiban syarat didalam semua hal, didalam semua kondisi. Kondisi eksisting yang ada di Indonesia saat ini dan sebagian besar negara2 wilayah Asia kondisinya masih kebalikannya: kita masih buta data (data blindness) dan pemahaman akan data literacy masih rendah, ditambah lagi hanyutnya budaya komunikasi kita yang senang mengkonsumsi hoax, gossip, rumpi, dll yang tanpa filter dan secara sudu

Inflasi Semu

Gambar
Kalau katanya Ernest Hemingway, penulis dan peraih Nobel Sastra tahun 1954 mengatakan bahwa: "...obat yang pertama untuk sebuah negara yang berantakan adalah inflasi mata uang; yang kedua adalah perang. Keduanya membawa kesejahteraan yang sementara; keduanya memberikan kehancuran selamanya. Tetapi, keduanya adalah perlindungan dari opportunis politik dan ekonomi." Memang kenapa harus/dengan inflasi? Karena inflasi inilah yang mengakibatkan kemerosotan nilai uang (rupiah menjadi turun nilai berharganya); sehingga membuat harga barang-barang pokok menjadi naik. Inflasi inilah sang biang kerok penyebab ketidaksejahteraan rakyat-rakyat kecil. Lalu kenapa dengan inflasi semu. Memang ada inflasi semu? Kok saya gak pernah dengar. Yes! Saya sendiri hanya mengandai-andai saja. Namun ada sebuah fenomena yang harus kita perhatikan sehingga tiba2 sebutan ‘inflasi semu’ menjadi realistik. Apa saja itu? Yaitu sbb: (1) Adanya fakta anomali pasar saat ini yang ditunjukkan dengan “re