Jangan Abaikan Pembangunan Sistem


Ada yang mengatakan ke saya bahwa hal yang terbaik dari hal tersulit didalam apapun itu adalah bertahan. Kenapa? Karena bisa bertahan itu adalah kunci untuk survive didalam hidup, karena bukan yang pintar dan kuat yang bertahan, namun mereka2 yang mau berkembang dan beradaptasi yang bisa bertahan. Dan dari dasar inilah mengapa saya punya confidence level yang tinggi bahwa posisi upgrading sistem dan pembangunan tata kelola dibutuhkan dan sangat penting posisinya.

Banyak kasus yang membuktikan bahwa partai telah abai membangun sistem untuk melahirkan calon pemimpin berintegritas. Artinya adalah kepercayaan kita tidak bisa dibayar murah. Apalagi partai sebagai salah satu pusat yang dipercaya sebagai sumber kepemimpinan publik di berbagai bidang dianggap tidak bisa menerapkan pengelolaan kekuasaan dengan cara yang benar di internal partai.

Kalau di hal mendasar itu saja tidak bisa, mustahil kepercayaan dan integritas publik bisa diraih. Kenapa? Karena partai pun tidak punya sistem yang menjamin bahwa kader-kadernya berintegritas atau tidak. Kalau memang mereka punya sistem, kan seharusnya kasus-kasus yang menimpa (ex: Idrus Marham) bisa dicegah. Kalau ttg apakah kasus idrus marham rentan digunakan untuk menyerang partai? Bagi saya ini malah bagus. Ini malah kesempatan dan peluang bagi partai tsb untuk melakukan evaluasi dan pembangunan sistem pengelolaan. Walaupun kekecewaan publik, tidak akan bisa diperbaiki. Namun minimal, dengan adanya pembangunan sistem serius di tubuh partai dan kader2 partai bisa mencegah kerawanan dan hal2 yang tidak diinginkan. Ttg menggerus kepercayaan publik, itu hanya efek samping (jangka pendek) saja. Kalau hulunya bagus, pasti output hilirnya juga akan bagus.

Memang benar bahwa urusan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan partai tidak bisa dikendalikan. Namun satu hal yang harus diingat, bahwa selama kader2 tsb menjabat sebagai pejabat2 publik, wajib hukumnya dipantau perilakunya hingga di level pribadi sekalipun. Caranya bagaimana? Nah ini yang harus dipikirkan bersama. Kalau ttg menonaktifkan kader-kader yang terlibat kasus, itu wajib. Namun harus ada pembangunan komitmen, sehingga kita menjamin /menggaransi slogan bersih benar-benar bisa terwujud.

Saya termasuk orang yang punya kepercayaan bahwa kesuksesan itu adalah guru yang buruk, kesuksesan itu menggoda orang-orang pandai untuk berpikir bahwa mereka tidak bisa dikalahkan, dan kita sudah tahu saling tahu bahwa faktanya tidak ada yang abadi di dunia ini, makanya pesan terakhir dari saya, selalu sisakan ruang untuk mau berkembang, berimprovisasi dan beradaptasi. Oh ya, jangan lupa selalu cantolkan apapun kepada Allah Swt. InsyaAllah, jika hal ini dilakukan semuanya, apa yang kita bangun sekarang akan istiqomah menaik hasilnya di masa yang akan datang.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?