Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Agama, Kebangsaan Dan Perdamaian

Gambar
Apa kunci mencapai perdamaian? Saya melihat nilai-nilai rasa persaudaraan bisa menjadi variable penentu utama disitu. Dengan persaudaraan, bersaudara dan menghormati antar manusia ini menjadi penting sebagai bekal menjaga perdamaian. Diawali dengan beragama secara benar. Saya haqqul yaqin , jika kita menjadi penganut agama yang baik, pasti tidak akan melukai sesama manusia. Karena puncak agama adalah cinta dan rohmatan lil alamin. Oleh karena itu, keypoint utamanya adalah jangan memandang perbedaaanya, tapi pandanglah persamaannya. Itulah pondasinya. Islam, kebangsaan dan perdamaian haruslah diadakan dan diterapkan dan kalau perlu malah harus bisa menjadi gerakan antisipasi transnasional mencegah perpecahan. Mencegah perpecahan ini entah bisa alatnya menggunakan pencegahan adu domba, tagar, pencegahan kebencian, pemaksaan atau bahkan teror. Sebenarnya, jika ini bisa diluruskan akan memperjelas makna islam yang penuh perdamaian itu sendiri. Makanya kita harus bahu membahu agar

DPR Harus Memperbaiki Diri

Gambar
Malas harus dihajar dengan waras, jadi melangkahlah dengan real. Kalau berbicara ttg DPR, sulit sudah saya berkomentar. Menurut saya, kritik masyarakat sangat penting karena kinerja mereka harus disorot, karena memang fungsi legislasi DPR output -nya tidak jelas. Kalau secara ingatan, apa memang UU yang sudah dibuat DPR selama 5 tahun terakhir?! ada yang ingat apa saja UU yang sudah dibuat oleh DPR? Yang saya ingat hanya 1 UU, yaitu UU terorisme saja. Sisanya tidak. Saya tidak tahu 5 tahun terakhir, apa yang mereka kerjakan di gedung wakil rakyat tsb. Saya percaya, DPR sudah urgent harus berbenah diri. Data yang saya amati dari Litbang Kompas menunjukkan bahwa UU yang DPR hasilkan dari tahun 2015-2018 masih sangat jauh dari target Prolegnas (Program Legislasi Nasional) yang telah ditetapkan. Dari total 50 RUU di Polegnas 2018, hanya 4 saja yang bisa terealisasikan. Artinya apa? Artinya adalah masih ada sebanyak 46 RUU yang harus selesai hingga tahun penutupan kinerja 2019 beso

Disamping Semangat, Respon Cepat Kadang Juga Harus Dijaga

Gambar
Kalau katanya Bill Gates, its fine to celebrate success but it is more imporatnt to heed the lessons of failure, yakni tak masalah bagi kita untuk merayakan kesuksesan2 kita, akan tetapi ada hal yang lebih penting dari itu yakni memperhatikan pelajaran ttg “sebuah kegagalan”. Ingatlah, kita harus punya semangat. Kenapa? Semangat itu bahan bakar utama menjaga pertahanan prestasi demi momentum2 emas kedepan yang bisa kita capai untuk bisa dimaintain dengan baik. Kesuksesan penyelenggaraan dan prestasi akan menjadi modal bagi kita. Makanya, semangat harus didukung konsep dan inovasi yang baik (serta pengembangnnya/ development ) untuk memperjuangkan momentum. Selain hal diatas apa? Kalau bagi saya yaa tingginya antusiasme dan partisipasi adalah modal berharga kedua yang harus kita miliki (organisasi/ individu). Oleh karena itu, ‘pekerjaan rumah’ jangan hanya ditumpuk, tapi harus dikerjakan. Kedepan, prestasi harus terus ditingkatkan, pun derajat pendidikan juga harus ditambah. K

Cara Meredam Gejolak Rupiah Tidak Cukup Hanya Dengan Stop Impor

Gambar
Adalah kebodohan jika kita melakukan hal yang sama berulang kali dan menunggu hasil yang berbeda. Itulah kalimat yang diungkapkan Albert Einstein dan saya didalam kasus ini tetap mempercayai hingga sekarang.   Malam ini saya mau ngemeng2 panjang terkait kualitatif yakni ttg cara meredam gejolak rupiah yang tidak cukup hanya dengan stop impor. Saya melihat lemahnya nilai tukar rupiah memang berasal dari segala sisi, pemerintah sepertinya sudah berusaha dari segala cara, dari sisi DHE. Dan akhirnya jebol juga, sulit membendung laju larinya rupiah. Saya juga percaya bahwa biang keladi rupiah meroket hingga hari ini adalah impor yang semakin kencang hingga semester I-2018. Katanya, impor tinggi menyebabkan demand dollar AS naik dan tingginya volume impor sudah mengancam neraca perdagangan yakni menjadi semakin defisit. Memang, progress ekonomi saat ini kita patut apresiasi. Namun, juga harus hati-hati. Ada yang tahu alasannya mengapa? Karena, tentu progress ekonomi membuat ket