Agama, Kebangsaan Dan Perdamaian


Apa kunci mencapai perdamaian? Saya melihat nilai-nilai rasa persaudaraan bisa menjadi variable penentu utama disitu. Dengan persaudaraan, bersaudara dan menghormati antar manusia ini menjadi penting sebagai bekal menjaga perdamaian.

Diawali dengan beragama secara benar. Saya haqqul yaqin, jika kita menjadi penganut agama yang baik, pasti tidak akan melukai sesama manusia. Karena puncak agama adalah cinta dan rohmatan lil alamin. Oleh karena itu, keypoint utamanya adalah jangan memandang perbedaaanya, tapi pandanglah persamaannya. Itulah pondasinya.

Islam, kebangsaan dan perdamaian haruslah diadakan dan diterapkan dan kalau perlu malah harus bisa menjadi gerakan antisipasi transnasional mencegah perpecahan. Mencegah perpecahan ini entah bisa alatnya menggunakan pencegahan adu domba, tagar, pencegahan kebencian, pemaksaan atau bahkan teror. Sebenarnya, jika ini bisa diluruskan akan memperjelas makna islam yang penuh perdamaian itu sendiri. Makanya kita harus bahu membahu agar tidak terjadi krisis identitas.

Saat ini, ada semacam keakuan didalam agama dan etnis, bahkan ditubuh organisasi-organisasi masyarakat Islam itu sendiri, yang bisa menyebabkan krisis identitas. Krisis2 ini dikhawatirkan akan membuat masyarakat tidak lagi aman, seakan-akan tidak tahu siapa diri mereka, tidak lagi baik, tidak lagi sejahtera,melihat orang lain dengan pandangan curiga, dll. Ini berbahaya.

Oleh karena itu diawali dari kita, kita harus mau menjadi sukarelawan yang mau mencontohkan berlaku adil dan tegas. Entah dalam peran kemasyarakatan, menyebarkan informasi-informasi, atau pengaruh-pengaruh yang bersifat non-hoax. Jangan cekok’i masyarakat dengan informasi yang bahkan kita sendiri tidak paham itu benar atau salah.

Hanya sebarkanlah informasi yang valid, yang sehat dan tidak membingungkan semua orang.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?