Media Seharusnya Jadi Pemberi Petunjuk Arah


Bagi saya, media itu adalah ekspresi. Ekspresi bahwa kita strong, because we know our weaknesees; we are beautiful, because we are aware of our flaws; we are fearless, because we learnt to recognise, illusion from real; we are wise, because we learn from our mistakes; we are a lover, because we have felt hate; and we can laugh, because we have known sadness. Saya melihat, ini adalah ekspresi independensi dan murninya sudut pandang yang belum/tidak diintervensi oleh siapapun. Media, harus menjadi petunjuk arah kepada publik, masyarakat, dan pemerintah agar ada saling autocorrect sehingga saling belajar dan memperbaiki diri mana yang salah, mana yang kurang, dan mana saja yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu, saya melihat media massa harus berperan penting dalam memberikan pilihan arah berikut konsekuensinya kepada masyarakat (entah lapis atas mauapun lapis bawah), sehingga dengan cara pandang ini, masyarakat dan publik akan tercerahkan dengan sajian yang informatif dan jelas. Jangan malah dibalik, adu domba dan melahirkan perpecahan. Siapapun pemilik media tsb, haruslah tidak boleh mengintervensi dan diintervensi. Semua harus tetap menjadi corong informasi yang jujur dan tidak memihak. Media masa itu bukan sekedar petunjuk arah, tetapi sekarang ini sudah memberikan semacam petunjuk tentang arah. Mau ke kirikah, ke kanankah dengan konsekuensi seperti ini, selatankah, utarakah dengan konsekuensi seperti itu, dan percaya tidak percaya, itulah menjadi pilihan kita.

Makanya, hanya satu senjata media masa. Apa itu? OBYEKTIVITAS! Mutlak sudah itu. Tanpa obyektivitas, media masa harus kita tinggalkan.

Media masa haruslah membangun optimisme, karena masa depan masih panjang dan optimismelah yang dibutuhkan sebuah bangsa agar dapat lebih maju dan terjaga. Media harus bisa menjadi kekuatan masa depan, dan senjata menghadapi tantangan masa depan.

Kita butuh karya jurnalisme yang obyektif, dan baik!

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan Dilindungi Hak Cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?