Janji Itu Menagih

Foto Fauzi Bahroel.

Rusaknya sebuah hubungan baik, itu karena janji yang tidak ditepati. 

Runtuhnya sebuah perusahaan itu karena janji yang diingkari, dan bubarnya sebuah organisasi itu karena tidak komitnya terhadap janji.

Begitulah pentingnya sebuah janji yang sering diucapkan oleh sesiapapun itu.

Janji seorang Salesman misalnya, "Uang kembali bila tidak puas dengan/atau pelayanannya".

Janji seorang pimpinan perusahaan misalnya, "Bila karyawan mencapai target tertentu mereka akan diberikan bonus, dinaikkan jabatannya".

Janji seorang sesama miskin yang berjanji memperbaiki sebuah rumah rusak milik nenek tua saat pulang kerjanya, ia berjanji dengan ucapan sbb: "Bu, suatu hari saya akan mampir kesini lagi. Barangkali bantuan saya bisa memperbaiki rumah ini untuk Ibu dan Anak ibu".

Nyatanya, janji tsb tidak terealisasi hingga 10 tahun lamanya. dan atas hal tsb, si miskin yang berjanji tadi sangat menyesali dan telah dihantui-hantui habis2an dengan janji tsb.

Sampai akhirnya, si miskin penjanji tadi komit bekerja keras banting tulang dan mendatangi rumah nenek tua itu setelah 10 tahun tak ditepatinya. "Aku tidak ngurus/tidak perduli rumah ini siapa yang sudah menempati sekarang, tapi saya datang kesini ini hanya ingin menunaikan janji saya 10 tahun lalu pada nenek pemilik rumah ini, saya pernah janji memperbaiki rumah rusak ini kepada almarhumah Ibumu".

Kalau saat ini, saya korban dan/atau pelaku pembohongan tsb, saya menulis dan saya benar-benar ingin belajar dan ingin menjadi lebih baik terus di masa yang akan datang.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?