Santri dan Propoganda Terorisme




Santri harus jadi duta bangsa memerangi propaganda terorisme, untuk itu santri yang telah dibekali ilmu agama yang cukup dan mumpuni harus dilatih bisa berdakwah dan mulai didistribusikan untuk penyebaran nilai-nilai Islam secara utuh di lingkungannya, di negara tetangga, maupun di dunia maya.

Para tokoh2 pesantren perlu dan harus dibantu pemerintah dan stakeholder lainnya membuat perencanaan yang bisa disinergikan dengan Bappenas, TNI Polri atau Kementrian lainnya, sehingga fungsi santri ikut melengkapi fungsi keamanan nasional.


Pembekalan ilmu agama dan latihan dakwah ini harus lulus uji efektivitas sehingga sosok-sosok yang muncul dalam kepemimpinan adalah sosok-sosok Qur’ani yang benar2 matang luar dalam.


Saya orang pesantren dan tahu bagaimana gemblengan ilmu pesantren menempa kematangan saya dalam berkehidupan.

Selama digembleng di pesantren, santri diajarkan tidak hanya ttg masalah ibadah, tapi juga adab (adab domainnya: sopan santun), akhlaq (akhlaq domainnya: martabat moral akhlaq-membangun adab baik tapi harus dari cerminan moral yang tinggi), akidah, ekonomi, budaya, sosial, dan bahasa.

Latar belakang ini akan membuat peran santri dalam meluruskan paham radikalisme dan terorisme akan sangat efektif. Dengan bekal ini, saya fikir santri bisa dikatakan layak! menjadi duta bagi bangsa dalam memerangi propaganda radikalisme terorisme.

Ttg bahasa inggris, saya fikir pemerintah perlu menata (memikirkan; untuk ditraining intensif saat pelatihan, atau dg cara lainnya) ini sambil berjalan sembari kandidat2 santri unggulan ini dipilih. Karena bahasa inggris penting, namun bisa diajari sambil jalan namun juga serius.

Saya berharap, Presiden mau ambil peran dalam suksesi program ini, sehingga sinergitas Indonesia sebagai negara muslim berpopulasi terbesar di dunia juga bisa memberikan contoh teladan dan model efektif memerangi propaganda terorisme internasional.

Terima kasih,

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?