Marah Yang Diamini


Marah itu menyenangkan di mata orang (penonton, pun dengan diri kita sendiri) karena pesan substansinya jelas, tidak multitafsir.

Diam itu multitafsir dan tidak menyenangkan karena membiarkan orang-orang lain tidak pernah paham maksud dan tujuan kita.

Imbas-imbis tidak direkomendasikan karena gak jelas substansi maksudnya apa, membuat orang orang malah illfeel, mengekerutkan dahi dan cenderung berpikir/ berprasangka tanpa pegangan informasi benar, sehingga porsi gayengan gosip negatif lebih banyak dibandingkan gosip positif.

Makanya, suarakan, ungkapkan, dan kacaukan ketakutan pribadi kita. Jadilah mbeling dengan lautan puisi2mu dibawah sinar purnama ini sebagai ekspresi remaja penembus dingin dan dinding malam.

#sedang menikmati deretan suara-suara kebebasan para pembaca2 puisi di acara senja bersastra dan musikalisasi puisi gebyok bersama keluarga koperasi seniman yogyakarta yang katek jam terbang pengalaman dan olah sosialnya.

Terima kasih,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?