Refreshing Publik


Pentingnya refreshing agar otak tetap FRESH karena lelah beraktivitas dan bekerja. Manusia Jaman Now! hidup dengan berbagai tekanan kehidupan. Banyak aktivitas mereka padat, bahkan kalau bisa dibilang saling serba kejar mengejar. Parahnya, tidak ada sisa waktu untuk istirahat kecuali di malam hari. Itu aja (malam hari), sisa-sisa setelah seluruh tugas harus dikerjakan dengan baik.

You need to refresh your life. You need a refreshment.

Kita butuh refreshing agar menyegarkan kembali pikiran kita, lelah jiwa kita, dan lelah penat karena burn-out. Banyak acara-acara yang bermunculan (jalan-jalan, kunjungan, camping, traveling, dan lain sebagainya), tapi tidak mampu mengakomodir refreshment dan refreshing kejenuhan yang kita butuhkan untuk memberikan peregangan otak dan 'makanan segar' otak.

Katanya, sehat fisik dan mental membuat kita lebih bahagia, mrangsang kreativitas dan ide cemerlang, menurunkan resiko penyakit jantung, lebih dekat dengan keluarga, dan jauh dari depresi. Sehingga menjawab masalah substansial dan menyelesaikannya secara tuntas adalah treatment selanjutnya yang efektif menjawab refreshment dan refreshing kita saat ini.

Nah, inilah refreshment dan refreshing saya, melihat dan mendengarkan yang lucu-lucu, tapi tidak meninggalkan substansi knowledge dan wisdom disitu.

Refreshing publik. Barusan saya membaca tirto.id tentang Gus Dur. Luar biasa menghibur dan memang memberikan pelajaran dilematis mendalam dan merongrong jiwa. Saya memilih Gus Dur sebagai contoh legendaris karena cerdas sekali mengolah masalah publik menjadi objek lelucon yang harus tetap diselesaikan (harus beres), namun tidak usah terlalu dipikir dalam-dalam (karena tidak dibawa mati).

Gus Dur punya jurus andalan. Jurus menertawakan diri sendiri. Karena menertawakan diri sendiri adalah sebuah metode menyeimbangkan rasa dan kebutuhan diri dengan banyaknya keterbatasan diri yang kita miliki saat ini sehingga itu menjadi koreksi publik. Substansi refreshing lucu tapi cerdas ala Gus Dur adalah mengeluarkan satu dua kalimat simpel, lucu, tapi punya daya kritik mendalam menghancurkan luar biasa.

Satu contoh, saat Gusdur jadi Presiden dan berpidato di depan tamu-tamu resmi asing di Bali. Dengan santai ia berdiri disamping Megawati (Wapresnya), dan mengatakan: "Saya dan Mega itu adalah contoh pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang lengkap. Yang satunya gak bisa lihat, dan yang satunya gak bisa ngomong". Tentu seisi ruangan dan semua tamu sontak tak tertahan ger-geran tanpa ada terkecuali, dan lucunya Gus Dur bersikap biasa saja (wajah lempeng) akan hal itu, diantara para mereka yang tertawa terbahak-bahak. Di acara yang serius seperti ini, tentu bukan sembarang orang yang berani mengucap kalimat seperti ini. Waktu itu, banyak omongan bahwa Wapres Mega yang irit bicara, dan jarang sekali memberikan komentar soal apapun di level kenegaraan. Sementara itu, yang satunya (Presiden), berkebalikan. Gus Dur hampir saban waktu dan hari mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial yang sering bikin panas dingin kuping dan berita-berita di surat kabar Nasional internasional.

Substansi kediaman Mega sebenarnya sudah jelas. Bahwa, intinya ini menyangkut kapasitas pribadi dan ia tidak cocok sama sekali dengan Gus Dur. Atas hal ini, Gus Dur detail sangat mengetahui hal tsb dan paham betul dengan hal itu, dan ia mencoba menetralisir semua itu dengan kemampuannya menyenangkan diri sendiri dan orang lain dengan cara lelucon kritis, menertawakan diri sendiri.

Di substansi kritis lainnya, ada saja jawaban Gus Dur saat posisi politiknya sudah diujung tanduk, dan daya tawarnya lunglai melakukan perlawanan politik. Maka, datanglah Cak Nun, atau akrab disapa Emha Ainun Najib. "Gus, mundur sajalah. Dengan sampean mundur, insyallah ini tidak akan mengurangi kemuliaan sampean." Begitu Cak Nun mengingatkan, "Aku maju wae angel, kudu dituntun, kok malah dikon mundur (saya saja disuruh maju susah, harus dituntun, kok malah disuruh mundur)." Akhirnya, dua orang itupun kompak ngakak bersamaan.

Setelah turun dari jabatan Presiden pun, Gus Dur tetap konsisten lucu namun substantif. Ia mengisi pengajian sholawatan dan ceramah. Tepat seperti prediksi, ia mengeluarkan satu dua jurus andalan dia, ngritik tur lucu.

Cletukannya sbb:
"Sebenarnya, saya minta bapak ibu bersholawat dengan suara keras tadi agar tahu berapa banyak jumlah yang hadir. saya kan gak bisa lihat". Geeer, sak isine lapangan terpingkal-pingkal cekikikan.

Gus Dur memang sangat lihai memainkan lelucon penertawaan diri sendiri sekaligus mencairkan (refresh) ketegangan politik lewat humor. Dengan begitu, politik tak lagi muram dan hubungan sosial tidak kehilangan makna. Jelas substansinya.

Untuk refreshing (entah itu jalannya lucu atau lainnya), banyak sekali jalan menuju lucu. Yang terpenting refreshing substantif, yang tak kehilangan makna dasar.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?