Kondisi Saat Ini, Trend Pertumbuhan Ekonomi Dihadang Oleh Politik

Trend positif perekonomian dihadang oleh ketidakpastian politik dan tahun politik. Jelas ini menjadi dilema dunia bisnis. Di satu sisi, ada peluang yagn baik untuk segera melakukan investasi dan pembangunan ekonomi, disudut sisi lainnya terdapat potensi resisten akibat kelakuan politik.

Bagi saya, pernyataan trend ekonomi yang dihadang politik adalah benang merah yang clear dan tuntas menjelaskan semua kekusutan yang kita alami beberapa bulan terakhir. Teropong ini jelas mampu menjelaskan di titik mana kondisi eksisting ini akan terus berlangsung dan di titik psychologis mana titik ini akan berhenti dan melakukan recovery. Intinya adalah: kita butuh kacamata yang obyektif, yang jernih, ynag bisa melihat solusi ditengah kondisi anomali buram yang terjadi akhir-akhir ini.

Tahun besok ini, yaitu 2018 adalah tahun politik. Tahun dimana ada slenggaraan pemilihan kepala daerah di 171 daerah, dengan meliputi 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Ini jelas hajat yang besar. Hajat yang besar inilah yang kadang-kadang merusak kondisi pasar dan melahirkan kesenjangan, kecemasan, dan ketidak-fokusan didalam pembangunan ekonomi. Apakah harus tidak ada?! Ya tentu saja tidak. Ya...minimal kita harus punya skenario yang baik lah, menjawab permasalahan-permasalahn demikian.

Jangan lupa, harus jernih dan obyektif.

Dari amatan kondisi saat ini, jelas situasi politik Nasional banyak merasakan kecemasan, merasakan optimis, dan tapi juga ada yang katanya merasakan biasa-biasa saja. Yaa..suka-suka setiap orang menilai sih.

Apapaun kondisi tsb. Karena kondisi dan tensi politik banyak mengandung ketidakpastian dan kesenjangan, maka kita tidak boleh lengah. Kita (Negara /pemerintah) harus bisa punya solusi atas hal ini. Apakah solusi tsb? Solusinya adalah harus ada desain yang kredibel pada APBN 2018.

Desain kredibel APBN 2018 bentuknya bagaimana? Bentuk desain dengan konten formula APBN yang tetap tahan akan guncangan dan interest politik, bentuk APBN yang tetap bisa menjamin pertumbuhan ekonomi (walaupun terbatas atau terpaksanya stuck), bisa meningkatkan angka (berikut dengan kualitasnya) pada jumlah konsumsi, investasi kita, dan jumlah dan rasio progresif pada ekspor-impor.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!