Setya Novanto, Sebuah Kail Yang Dikorbankan


Ditangkapnya Setya Novanto adalah kabar luar biasa. Artinya ada satu tugas Negara yang sudah terlaksanakan dengan baik. Wujud dari sebuah kabar baik bahwa keberanaran masih memihak kepada rakayat Indonesia. Jujur, saya masih menangkap ada 'rongga kosong' didalam santernya pemberitaan ini.

Setya Novanto melawan Komisi Pemberantasan Korupsi adalah tentu sosok dukungannya terhadap kapital besar. Setya Novanto adalah sebuah kail kecil dan umpan yang sengaja ditebar agar menjadi 'magnet pengecoh' dari sebuah jala Komisi Pemberantasan Korupsi yang sengaja ditebar. Apakah Anda semudah itu itu dikecoh dengan kabar santer ini? Apakah Anda tidak pernah terpikirkan jika ini bagian dari permainan dadu dan catur saja. Sebuah jala milik Komisi Pemberantasan Korupsi yang koordinat tebarnya telah terbaca oleh si Bigbos sesungguhnya.

Langsung masuk ke substansi saja ya. Biar tidak beribed. Didalam hal ini, saya punya sudut pandang berbeda didalam cara melihat kasus dari sudut pandang anti-mainstream orang kebanyakan.

Tahu cara memancing untuk menangkap ikan?

Nah, ada cara memancing untuk menangkap ikan didalam jumlah yang besar. Yaitu tebarlah jala yang Anda punya, sebisa mungkin jala tsb berukuran lebih besar agar masa tangkapan ikan menjadi lebih banyak. Lalu ingat kata kunci ini: "Kalau hanya menebar jala dan ikannya tidak berkumpul ya itu sama saja. Tidak ada hasil. Maka, Kita harus membuat umpan publik, agar ikan-ikan ini (rakyat kecil) berkumpul dan ribut di satu titik informasi. Cari cara agar ikan-ikan ini berkumpul dengan 'umpan yang efektif'. Entah itu dengan cacing, dedak (bahasa jawa), ataukah sentrat yang ditebar di suatu lingkaran agar ikan mau berkumpul. Setelah itu, jep! ikan didapat dengan banyak."

Ingat ya. Kalau ikan sudah didapat, biasanya umpannya tadi sudah tidak berfungsi, semua orang lupa dengan nasib umpan tersebut, dan ia tidak berguna lagi. Umpan akan disingkirkan, dibuang bahkan kalau perlu dihilangkan - that's a politic satanic circle. Saya khawatir dengan kalimat/ucapan yang pernah dilontarkan oleh Mahfudz MD tentang Setya Novanto, "Publik jangan cepat menghakimi, jangan-jangan si Setya Novanto benar-benar tidak bersalah, atau bersalah didalam porsi yang kecil, yang harus kita berhati-hati adalah pada kesalahan orang-orang yang lebih besar di belakangnya yang tertutupi dan sengaja menutupi".

Hari ini, demikian riuh dan ramai jagad raya Indonesia (termasuk saya) tentang informasi Setya Novanto dengan tiang listrik kesayangannya. Tampak sekali masyarakat mudah digiring didalam pusaran berita peristiwa yang tidak logis, demikian mudah dan bahkan tampak terlalu mudah. Topik aneh yang ajaib. Sang Mafioso Besar dibalik layar tentu sungguh paham sekali akan hal ini, bahwa bangsa ini sekarang tengah mudah menjadi bangsa drama sinetron, yang gaduh namun kosong substansi.

Kalau nyatanya Setya Novanto memang hanya sebuah umpan. Semoga pembisik penebar umpan yang riel ini segera terdeteksi agar bangsa ini terbebas sepenuhnya dari cengkeraman mafia jahat yang sesungguhnya.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?