Kaum Muda Kecewa Dengan Politik


Politik praktis yang cenderung mempertontonkan rebutan kekuasaan membuat kami kaum-kaum muda kecewa. Bagaimana bisa harapan masa depan dan mimpi-mimpi generasi muda mendunia bisa terwujud dengan praktik yang monoton saling jatuh menjatuhkan tsb?

Hampir mayoritas dari kami memberikan persepsi tentang politik pasti itu negatif. Begitu yang disodorkan kata politik, respon cepat langsung menjawab dengan bermain kotor, rebutan kekuasaan, jatuh menjatuhkan, korupsi, kolusi didalam kebohongan, pembohongan, agen-agen pemecah belah, politik malah memecah ruang pribadi dan privat masyarakat/ rakyat yang sudah tenang, dan tak ada anak muda cemerlang (isinya tua semuanya) yang tampil gagah perkasa idealis memperjuangkan kebenaran jernih disitu.

Wajar kalau kami, para kaum-kaum muda berpikir politik seperti itu. Faktnya, politik praktis sudah berjarak dengan anak muda. Apalagi hampir tidak ada partai politik dan agenda politik yang mapan dan benar-benar memperjuangkan kepentingan dan harapan-harapan kami anak-anak muda. Sejauh ini kompak, agenda politik yang datang ke anak muda pasti dalam rangka dulang suara.

Kami kaum-kaum muda merasa praktik-praktik politik seperti ini sudah jauh dari tujuan dasar berpolitik yang sebenarnya. Apalagi, minim sekali media-media dan ruang-ruang yang memang memfasilitasi, mendidik dan mengarahkan anak muda untuk bersuara, vokal dan memperjuangkan harapannya.

Saya melihat ini semakin berbahaya mengingat jumlah kami para generasi muda yang berbudaya literasi malah semakin menurun jumlahnya, ruang-ruang publik malah terlalu banyak mendidik kami ketergantungan dengan gadget hoax yang memprovokasi tanpa intelektualitas. Seharusnya, ada wadah yang mewadahi anak muda untuk berkembang dan membuat mereka fokus pada kecerdasan berjejaringnya, penguasaan teknologinya sehingga banyak terobosan, inisiatif dan inovasi-inovasi yang bisa lahir di sana-sini.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!



Komentar

  1. Jadilah pioneer, libatkan diri, edukasi masyarakat utk sadar politik dan agar memilih pemimpin yg berkarakter jangan mau dibeli suaranya.
    Dari situ baru kita bisa berharap akan lahir politikus yg berkualitas. Kalau pemilihnya tidak teredukasi dengan baik, money politik akan tumbuh subur dan bak lingkaran setan, nggak tahu kapan akan keputus.

    Maka pilihanny, ngedumel tanpa melakukan sesuatu dilapangan atau terlibat aktif dan menularkannya ke banyak orang, pelan nanum pasti akan terlihat hasilnya.

    Hasil tak pernah mengkhinati proses

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ttg Pioneer dan mengedukasi masyarakat, untuk usiaku dan status gak jelasku ini kayaknya terlalu kecil dan dipandang setengah mata Mbak. Kita lihat masa depan saja, apakah masyarakat selalu betah bertahan dengan kondisi yang tidak mengenakkan atau kah mulai berpikir mencari mainstream berpikir baru yang sesungguhnya.

      Terima kasih atas doa dan motivasinya, saya senang kalimat hasil tidak pernah menghianati proses.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?