Meninjau Reuni 212, Sebuah Urgensi Atau Tidak?
Reuni 212, Sebuah Urgensi Atau
Tidak?
Acara
dzikir dan shalat berjamaah saat reuni 212 memang baik, tetapi apakah krusial
untuk digelar? Saya fikir iya krusial. Hal yang harus dipagari adalah jangan
menghilangkan substansi dari kemurnian gerakan itu sendiri, yaitu
memperjuangkan kebenaran.
Ada
banyak sekali pandangan miring terkait acara ini walaupun tidak kalah banyak juga
pandangan positif terkait acara ini. Kita awali dari pandangan miring terkait
acara ini yang populer saya tangkap dari pengamatan saya, yaitu (1) reuni ini
adalah reuni ajang unjuk kekuatan, (2) reuni yang kental dengan nuansa gerakan dan syarat ditunggangi kepentingan politik, (3) reuni menatap Pilkada dan Pemilu 2019 mendatang, (4) reuni dari siapa
dana IDR 4 milyar? (5) tokoh-tokoh eksekutif 212 memperbudak umat islam yang tidak
atahu apa-apa, (6) reuni 212 bisa ganggu aktivitas masyarakat, (7) banyaknya penyinyir
di acara reuni 212, (8) reuni dinilai ingin merebut kekuasaan demi negara Islam, (9) dan lain sebagainya. Itulah sudut pandang miring terkait acara reuni 212 yang
populer saya tangkap dari publik kita saat ini.
Lalu,
apakah pandangan positif dibandingkan
pandangan negatif di acara tsb, yaitu: (1) banyak yang berpendapat bahwa reuni 212 ini terlalu besar untuk
diabaikan, (2) reuni ini muncul/ada karena ada ketidakadilan dan penyimpangan hukum, (3) reuni 212 adalah sinyal kebangkitan umat, (4) reuni ini secara desakan kenegaraan menunjukkan jelas membuat pemimpin negeri atau para loyalis penista agama "gigit jari", (5) reuni 212 melahirkan ikrar Gerakan Sholat Subuh Berjamaah, (6) reuni 212 adalah wujud perhatian umat muslim Indonesia terhadap penjajahan Palestina, (7) reuni 212 adalah murni 100% gerakan
hati dan jiwa bersih ditunjukkan dengan acara ini benar-benar lancar, damai, tidak ada kegaduhan, bersih, tidak ada
sampah, dan bahkan tidak ada rumput-rumput yang rusak, hal ini berbeda pemandangannya dengan acara tandingan yang dibuat oleh pihak kontra yang liar dan merusak (dapat di cek di video aksi kontra tandingan di Youtube Channel
masing-masing), hal ini menunjukkan gerakan islam 212 adalah suara kejujuran umat muslim Indonesia yang benar-benar didorong keresahan bersama tentang iman persatuan dan keyakinan yang diusik, dan ini bukanlah bagian para pemain nasi bungkus. (8) reuni ini adalah pemecah mitos bahwa
umat Islam sulit bersatu padu, momentum 212 telah menjadi bahan bakar bagi
umat untuk melepaskan diri dari ketidakadilan yang terus menerus, (9) reuni
ini menjadi penguat keutuhan dan persatuan NKRI, mengapa? karena persatuan juga
merupakan semangat bangsa indonesia dalam melawan penjajah belanda dan jepang
yang banyak sekali dilakukan oleh para alim ulama dan umat islam saat itu (17
agustus 1945 dan masa kemerdekaan). artinya apa? artinya adalah persatuan umat islam reuni 212
sangat diperlukan untuk mengajarkan kepada rakyat indonesia tentang persatuan
dan keberagaman yang tetap dalam balutan NKRI. (10) reuni 212 ini adalah bentuk aplikasi ajaran persatuan, yaitu yang terdapat di Al-qur'an surat Ali Imron (2) ayat 103, (11) ada
kelompok-kelompok Non-Islam yang ingin ikut aksi, (12) reuni ini perlu dilaksanakan
di setiap daerah, (13) reuni ini sangat berguna untuk kemajuan bangsa, menjawab tentang cermin demokrasi, suara rakyat, penegakan
hukum yang tidak tebang pilih, terminal sekaligus sarana penguatan ukhuah
islamiyah dan keutuhan NKRI.
Tidak
sedikit dari kalangan yang kontra menyoroti agenda reuni 212 sarat ditunggangi
kepentingan politik, seakan jika umat Islam berkepentingan politik adalah
sebuah keharaman yang harus dijauhi. Bahkan banyak yang mempercayai umat Islam
masih mudah dikooptasi dengan perpecahan, fitnah, dan adu domba antar
golongan atau ormas muslim, dan lain sebagainya. Publik mainstream melupakan
bahwa kemunculan umat didalam acara tsb adalah proses akumulasi masalah umat yang ingin segera ada solusi dan ini harus diwujudkan dengan umat bergerak bersama, kemunculan aksi bela Islam dengan reuni 212 atau 411 adalah
aksi-aksi kita (umat Islam) yang merindukan persatuan, saat kita tidak lagi
memandang siapa kamu, golongan kamu apa, dan lain sebagainya, semuanya
dilakukan demi terjalinnya bentuk ukhuwah islamiyah yang baik.
Meninjau reuni 212, sebuah urgensi atau tidak? menurut saya sebuah urgensi. Oleh karena itu ruh 212
perlu tetap dilestarikan, tapi jangan dipolitisir untuk alat ritual kosong,
miskin esensif dan substansi. Jadikan spirit 212 untuk regenerasi dan mencari
calon-calon penerus bangsa yang komit secara islam dan hebat secara bernegara
dan bertata negara. Kita butuh generasi muslim yang maju, cerdas, amanah dan
berani gigih yang maju mengisi relung-relung kosong tsb, agara kedaulatan Islam
dalam kerangka Pancasila melahirkan ijtihad khilafiyah bi
indunisiyyia membuat bangsa ini menjadi baldatun toyyibatun wa
robbun ghofur bisa realized dengan baik.
Banyak
dukungan datang dari tokoh-tokoh masyarakat untuk aksi 212 ini, entah kalangan
tokoh Non-Muslim atau kalangan tokoh muslimin sendiri. Gerakan umat ini penting
untuk melihat suara kebenaran publik, bahwa ada kemungkaran dan ini harus
dicegah.
Ada kata bijak mengatakan “first they ignore you, then they laugh at you, then
they fight you, than you win (Mahatma Gandhi)”.
Salam,
Bahrul
Fauzi Rosyidi,
Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan
dilindungi hak cipta!
Komentar
Posting Komentar