Energi Kaum Muda Dan Pemimpin Masa Depan


Kaum muda milenial adalah inti dari perubahan, dan kaum muda milenial adalah sejatinya pemimpin saat ini. Energi kaum muda dan pemimpin masa depan adalah salah satu sudut pandang dari ribuan bahkan jutaan sudut pandang, sehingga ini penting untuk dipertahankan. Kenapa harus kaum muda milenial yang kita boost, memang hal rasional apa yang meyakinkan di diri mereka?

Hal yang meyakinkan di diri mereka (anak muda milenial) adalah, yakni: (a) lebih berpendidikan; (b) wawasannya lebih luas; (c) dekat dengan teknologi dan penguasaannya; (d) lebih inovatif; (e) out of the box; (f) inklusif; (g) bergerak berkembang sangat cepat; dan (h) sangat progresif sekali.

Atas dasar ini, hal ikhwal apa yang membuat kita menomor duakan mereka? Mugnkin minusnya mereka menurut saya saat ini hanyalah di 'jam terbang' dan kematangannya saja.

Mereka saat ini sama sekali belum dan tidak teruji 'jam terbang' dan kapabilitasnya. Dalam hal ini, saya sangat percaya sekali, jika mereka didampingi dan dimentori secara benar, mereka akan bisa muncul menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang bisa menggetarkan masa depan dunia, khususnya Indonesia, yang mungkin malah para pemimpin-pemimpin terdahulu belum dan tidak bisa melakukan hal demikian.

Ada saudara saya yang pernah mengatakan hal ini ke saya, tidak terlalu nyambung, tapi membayangi pikiran saya.

bahwa: "Cak! Arek nom seng hebat kui yaiku arek-arek seng gelem kerjo keras lan ono daya juang seng keras gae dewek'e lan keluwargane lan negorone, ben sok iso sukses seko enom. Iki penting, kerno arek-arek ki ben ngerti lek kesok dekne rak bakalan nyusahke anak-anak'e, ibune, istrine, negorone ing bab cobaan dunyo lan kesulitan".

Yang artinya: Cak! pemuda yang hebat itu adalah mereka-mereka yang mau bekerja keras berjuang keras mati-matian untuk dirinya sendiri, keluarganya, dan negaranya, agar esok ia bisa sukses di usia muda. Hal itu penting sekali karena dia itu paham bahwa di masa yang akan datang (masa tua) ia tidak mau menyusahkan anak-anaknya, ibunya, istrinya, dan negaranyanya dalam hal dunia dan kesulitan.

Tak pikir-pikir ya ada benernya juga ya, kita tidak merepotkan orang lain (mandiri). Terlepas semua orang bisa menafsirkan makna kalimat itu secara bermacam-macam, dan mengatakan tentang nyambung atau tidak nyambung. Tapi yang pasti, dari jawilan ini  terngiang-ngiang di kepala saya.

Sekedar untuk pijakan berpikir. Saat ini jumlah penduduk produktif (kaum muda milenial) sudah mencapai 50% dari total populasi Indonesia (data sumber dari BPS tahun 2015). Oleh karena itu, saya haqqul yaqin penting dan sangat penting bahwa suara mereka harus didengarkan, suara mereka sudah harus diperhitungkan. Believe it or not bahwa posisi tawar generasi muda milenial saat ini sangat menentukan. Saya yakin, 15-25 tahun yang akan datang tidak mungkin para pemimpin (pemimpin zaman old, entah itu direpresentasikan pemimpin dalam lingkungan bisnis, negara, sekolah, universitas, bahkan rumah tangga, dll) yang saat ini masih memimpin dan berkuasa.  Pasti mereka akan digantikan. Dan digantikannya mereka saat itu, pasti oleh mereka-mereka saat ini yang disebut generasi milenial. Artinya, generasi zaman old tidak punya pilihan, karena pasti akan diganti oleh generasi milenial, cepat atau lambat.

Kaum muda harus didesak untuk tampil. Desak mereka. Desak mereka untuk tampil. Kaum muda tidak hanya untuk masa depan, seharusnya ia malah sudah dipasang untuk saat ini. Desak mereka untuk tampil dan mau tampil dengan tentu didampingi 'dapur pikir dan teknis'nya oleh para mereka-mereka yang kawakan dan luber-luber turah-turah jam terbang pengalamannya. Tujuannya, agar jumlah jam terbang dan kepemimpinan mereka semakin teruji.

Inti substansi semua tulisan ini adalah: Libatkan mereka, didik mereka, berikan ruang ekspresi dan kepemimpinan bagi mereka. Kaum muda harus hadir sebagai agen-agen penyelemat bangsa (entah dalam bisnis, kenegaraan, dan inovasinya).

Kalau tidak mereka, pada siapa lagi kita memikirkan tentang legacy dan regenerasi?

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?