Strategi Meja Makan, Diplomasi Efektif Setiap Hari


Percaya tidak percaya, pendekatan personal dan terkesan kekeluargaan, jauh lebih efektif dalam menyelesaikan beragam apapun persoalan rumit, bahkan sangat kaku yang biasa kita hadapi dalam dunia keluarga (personal persaudaraan), bisnis, lingkungan kerja, kepenatan akademis, masyarakat umum, bahkan dalam persoalan dunia politik praktis sekalipun.

Dengan sering mengajak orang makan bersama, akan banyak manfaatnya. Apa manfaatnya? mediasi meja makan ini bisa digunakan untuk membicarakan, menyampaikan sejumlah hal dan sudut pandang terkait value, pesan, dan lainnya dalam aspek-aspek tertentu kepada keluarga, bisnis, lingkungan kerja, masyarakat umum, dan publik masyarakat lapis bawah ataupun lapis atas, bahkan dalam aspek yang sangat sensitif sekalipun namun dengan persepsi kekeluargaan dan ramah.

Sebaiknya strategi meja makan tidak perlu selektif memilih-milih siapa saja yang harus satu meja. Bisa saudara sendiri, saudara keluarga kerabat, saudara tetangga, teman-teman seangkatan, kolega dan partner bisnis, kolega bisnis dari ragam sektor bisnis, lingkungan kerja dari lapis satpam hingga manajer, rakyat kecil dengan ragam status pekerjaan masing-masing, dan lain sejenis lainnya. Hal ini bisa dijadwalkan dalam mingguan, per-2 minggu sekali, bulanan, atau per-3 bulan sekali. Kembali terserah kepada kita-kitanya sendiri. Obrolan pun bisa bermacam-macam, jangan hanya kaku di satu bahasan, rileks saja apapun yang ingin diomongkan, omongkan saja, bahkan terkait kucing atau hal remeh temeh di rumah sendiri lainnya juga bisa dijadikan ‘santapan bahasan’ dalam acara makan bersama tsb. Yang penting, substansi yang dikejar adalah “value, kebersamaan, dan ujung satu pandangannya” didapatkan.

Memang benar, kalau bisa, kita jangan pernah makan sendirian. Makanlah dengan orang lain dan/atau mengajak siapapun dan sekedar bertegur sapa. Makan bersama ini akan menjadi “jalur silaturahmi” yang luar biasa merasuk didalam hati, perasaan, dan ingatan perorangan-perorangan disitu. Oleh karena itu, selalu sediakanlah makanan-makanan yang sekira-kiranya orang suka, tujuannya agar siapapun yang makan bersama kita selalu senang.

Makan bersama, itu akan membuat kita dan lainnya terlihat lebih antusias dengan berbincang-bincang dengan lawan biacara. Sembari makan, bolehlah sambil menerima laporan dari bawahan-bawahan kerja, menunjukkan kita pekerja keras, santun, rileks, dan tetap manusiawi.

Suasana menjadi jauh lebih rileks, yang hadir disitu bisa lebih santai menyampaikan banyak hal, begitupun dengan kita. Kenapa strategi meja makan penting? Karena “One cannot think well, love well, sleep well, if one has not dined”, yaitu lebih kurang seseorang tidak akan bisa berpikir, mencintai, tidur nyenyak, jika ia belum makan dengan baik. Dan akhirnya, acara makan bersama itu menjadi bagian dari diplomasi. Benar-benar diplomasi yang cair namun padat hasil.

Sam Chapple-Sokol, pemerhati kuliner lulusan Tufts University, Amerika Serikat mengatakan dan meyakini bahwa kuliner dapat menjadi alat diplomasi yang efektif, bahkan kuliner bisa menjadi sarana mengurangi konflik dan kekerasan. Pasalnya, interaksi di depan meja makan membuka peluang untuk saling memahami budaya setiap pihak, keuntungan yang didapat adalah terciptanya perdamaian. Inilah yang terbukti dilakukan oleh pemimpin-pemimpin kita saat ini, ada yang super alot penyelesaian masalahnya, namun dengan diajak makan bersama lesehan bareng dan makan lengkap, alhamdulilah tiba-tiba suasana tegang menjadi cair, suasana not well respected menjadi sangat well respected.

Kelemahan diriku adalah kelebihan sahabatku. Kelebihan dan kelemahannya adalah bagian dari kelebihanku. Oleh karena itu, kebersamaan adalah memahami, maka yang tidak sabar mendengar dan mengerti, harus sabar dengan sepi, ditinggalkan orang, dan sendirian.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?