Kemiskinan Saat Ini Tak Cukup Hanya Dengan Perlindungan Sosial


Saya melihat, jaring perlindungan sosial yang digembor2kan Bank Dunia tidak efektif mengkover (melindungi) keluarga miskin dan rentan miskin yang ada di Indonesia dan dunia. Sebagaimana kesetujuan saya ini linier dengan yang diungkapkan oleh Kolumnis Ekonomi The New York Times, Eduardo Porter. Ia membuat sebuah tulisan dengan judul “A Universal Basic Income Is Poor Tool To Fight Poverty” bahwa kemiskinan tidak bisa diatasi hanya dengan subsidi, bantuan sosial, CSR, keringanan pajak, dan keringanan2 lainnya. Akan tetapi kemiskinan harus diatasi dengan solusi meningkatkan penghasilan masyarakat setempat tsb. 

Caranya? Ya bisa melalui pendidikan, penambahan lapangan pekerjaan, dan jaminan perlindungan kerja. Kenapa? Karena pendidikan dan pekerjaan itu tidak melulu tentang status sosial, melainkan kepastian memperoleh nafkah dan status sosial secara hukum. Persoalan kemiskinan yang paling mendasar adalah pendidikan, pangan, dan penghasilan. Percaya tidak percaya, hal ini jika ditingkatkan masa kualitasnya akan bisa membantu meningkat/menolong masyarakat maju didalam berkehidupan.

Disamping hal diatas. Hal yang perlu diperhatikan adalah ttg kebijakan. Yang menyebabkan garis kemiskinan nasional naik itu adalah salah satunya kebijakan UU yang tidak memihak rakyat. Oleh karena itu, penyediaan lapangan kerja dan pendidikan di kota dan desa sangat diperlukan. Oh ya ada satu hal, jaring pengaman petani itu tidak hanya bantuan sosial. Tetapi perlindungan harga juga sangat penting posisinya.

Anda perhatikan ya. Ketika harga di konsumen ditekan, maka harga pangan di petani juga turut tertekan. Begitu juga yang saat ini terjadi pada telor dan ayam yang harganya bisa membumbung tinggi. Makanya, pentingnya penanggulangan garis kemiskinan diawali dari pendidikan, pangan penghasilan, dan UU yang ditata dengan baik. Jangan hanya berpihak pada penguasa, tapi harus juga kepada rakyat.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan dilindungi hak cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?