Banyak Negara Belajar Ke Indonesia


Tragedi didalam kehidupan adalah saat kita terlalu cepat menjadi tua akan tetapi terlambat untuk belajar dan menjadi bijaksana. Tidak ada kata terlambat untuk belajar, memulai begitu juga. Namun harus ada satu hal yang harus digaris bawahi, apa pelajaran positif yang harus kita ambil dari kejadian tsb? Maksutnya bagaiamana? Maksutnya adalah pada setiap kejadian kita harus bisa memastikan grafik kualitas kita meningkat, minimal kebijakan, wawasan dan pengetahuan, walaupun akhlaq dan perilaku belum bisa sebagus dan sebaik itu. Intinya kita harus fokus berbenah menjadi lebih baik.

Hal ini sama juga yang dilakukan oleh negara-negara lain terhadap kita, Indonesia. Mereka banyak belajar dari kita. Khususnya ttg manajemen keberagaman, persatuan dan bencana ini. Tingginya solidaritas, banyaknya keberagaman namun bisa merangkul batas negara sehingga bisa menjadi simbol persatuan adalah gagasan dan pelajaran yang luar biasa bagi negara-negara lainnya, khususnya ASEAN.

Nah, ttg rapat Pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua Bali 8-14 Oktober 2018 ini bagaimana? Setidaknya saya membaca ada 4 hal yang ingin diprioritaskan Indonesia didalam pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 ini sebagai tema prioritas di bidang keuangan Indonesia saat ini. Apa saja itu? Yaitu: (a) kebijakan ekonomi global; (b) pembiayaan infrastruktur; (c) ekonomi digital; (d) dan keuangan syariah.

Momen pertemuan IMF-Bank Dunia ini adalah peluang dan nilai tambah. Indonesia saat ini sudah bertransformasi membuka ekonomi yang dinamis dan merupakan negara yang paling berpengalaman didalam menangani bencana alam di dunia. Tema acara pertemuan ini "Voyage to Indonesia", tema ini diharapkan bisa menghasilkan pemikiran dan kebijakan baru di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi dan keuangan global saat ini.

Didalam sudut pandang yang lain, saya melihat ini adalah momen yang menantang juga bagi Indonesia. Kenapa? Karena bersamaan dengan banyaknya bencana alam yang menimpa negeri ini. Kita tidak pernah tahu Gunung Agung di Bali meletus, gempa di Lombok, dan gempa tsunami di Sulawesi. Semuanya diluar rencana kita, tetapi alhamdulilah kita sudah menangani ini dengan baik. Pertemuan ini membawa pesan kearifan lokal Indonesia yang tinggi bagi dunia, yakni gotong royong, keberagaman dan bhineka tunggal ika. Pertemuan di Bali ini juga bisa disebut tantangan rapat ttg solidaritas keekonomian dan sosial.

Informasi yang saya dapatkan menyebutkan bahwa acara ini dihadiri lebih dari 34.000 orang yang berasal dari 189 negara. Dana yang dihabiskan untuk Pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali ini mengabiskan biaya penggunaan sebesar Rp556 miliar dari APBN yang dianggarkan sebesar Rp855 miliar. Lha kok bisa lebih irit? Ini lebih irit karena para peserta rapat diminta untuk memesan dan membayar sendiri tagihan biaya hotel dan paket pariwisata di Bali, sehingga bisa menambah pendapatan pariwisata Indonesia dan mengurangi total biaya pengeluaran.

Lantas ttg dana Rp566 miliar itu dihabiskan untuk apa? Dana Rp556 miliar itu sebagian dihabiskan untuk perbaikan infrastruktur di Bali, sebagai sarana penunjang dan kesuksesan acara pertemuan ini. Artinya apa? Artinya adalah ini investasi karena manfaat infrastruktur pertemuan ini akan kita gunakan terus, bukan hilang.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Tulisan Dilindungi Hak Cipta!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?