Berjuang Untuk Teguh

 

Untuk sahabat saya. Hidup betul harus berjalan, apapun kondisinya apapun situasinya, mari kita bersyukur dengan sepenuh jiwa. Engkau tetaplah “Teguh” di jalan Allah Swt. Pernikahan itu perjuangan, yakni bersuami istri berjuang untuk sakinah, setiap hari untuk mawaddah dan berusaha menghalau gangguan yang muncul dari dalam dan luar agar “rohmah” tidak hilang.

Panggung kehidupan akan tinggi. Sebagaimana wujud dan representasi “panggung”. Panggung ini harus mendewasakan kita. Jangankan sedikit hal, banyak hal akan muncul disana dan dimari. Oleh karena itu, berjanjilah pada diri sendiri untuk sakinah mawaddah wa rohmah menerima tawa dan tangisnya untuk ibadah seumur hidup dunia khattal akhiroh. Saya bersaksi, tentu perangaimu sangat baik dan 1000% orang baik sahabatku. Perlulah sabar syukur dan membuka diri untuk saling belajar dan tidak saling menyalahkan.

Menikah memang harus berkomitmen dan merundingkan “opo wae seng kudu dirawat, opo wae seng kudu dihilangke, lan opo wae seng kudu dipertahanke. Kudu iso dadi panutan dan sudah harus selesai dengan diri sendiri. Semua harus kembali dari Nol”. Saya berdoa seluruh keturunan kalian menjadi orang sholeh/hah dan memenuhi jumlah orang-orang baik di dunia khattal akhiroh.

Untuk Allah SWT sang Pengayom umat manusia. Karena menikah adalah GagasanMu, dan jua lah yang memiliki hak dan perkenanan mempertemukan manusia. Sehingga Akad itu adalah perikatan Qodo Qodar yang sudah terukir dalam Lauhul Mahfudz. Sehingga berikanlah bunga-bunga indah dalam kehidupannya. Karena Engkau jua lah yang mempertemukan hatinya. Apapun yang bersifat kebaikan, dekatkanlah kepada mereka dan keluarganya dan seluruh keturunannya. Dengan segala kerendahan hati memohon ridhoMu.

Sekali lagi, Teguhlah kepada jalan Allah Swt dan sakinahlah kepada istri sehingga menjadi bunga-bunga hati dan kebahagiaan. Karena jodoh itu ttg yang membimbingmu ke sirootol mustaqim.


Salam,


Bahrul Fauzi Rosyidi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tulisan dilindungi hak cipta!

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?