Bagaimana Cara Mendongkrak Investasi Di Masa Pandemic?


Kita harus membangun sinyal positif terhadap PMA. Kalau Negara mitra sudah berkunjung ke Indonesia, ini jelas respon cepat dan aksi nyata dari pemerintah yang ditunggu-tunggu mengeksekusi hal tsb. Mempersiapkan itu, pemerintah harus mulai melakukan pemetaan kendala-kendala yang dikeluhkan oleh para calon investor. Kalau tidak dihiraukan, kita akan kehilangan peluang PMA dan FDI pasti akan merosot.

Apalagi sebetulnya kita punya banyak momentum, apa saja itu? kunjunga kenegaraan Negara mitra. Ini saya lihat kalau dimanfaatkan secara lebih baik, maka kerjasama-kerjasama strategis akan banyak terajut dan memudahkan kita melewati pandemic dengan pemandangan ekonomi yang lebih meyakinkan di masa datang.

Lalu cara mendongkrak investasi di masa pandemic ini apa saja? Yaitu jelas pada 5 hal (regulasi, penyederhanaan perizinan, insentif fiskal dan ketenagakerjaan), namun harus ditopang dengan membangun sinyal positif. Sinyal positif itu banyak, apa saja itu? contohnya seperti dua paragraf yang saya sebutkan diatas. Oleh karena itu, sangat bisa jadi percepatan penyederhanaan UU Cipta Kerja menajdi semacam vitamin bagi pemerintah dalam menyehatkan iklim investasi Indonesia. Karena regulasi adalah satu sisi yang harus dibenahi didalam investasi.

Apalagi di kondisi pandemic ini, hampir semua orang, lembaga dan organisasi pemerintah pesimis, bahwa ekonomidan gerakan lainnya bisa bergerak positif. Data menyebutkan PMA hingga September 2020 saja hanya 5,1%. Apalagi UNCTD (United Nations Conference on Trade and Development malah memprediksi FDI global akan terpangkas hingga 40% sepanjang tahun pandemic ini. Arus investasi global juga turun 49% di paruh pertama di tahun ini. Ada laporan khusus FDI akan turun 16% untuk Negara-negara berkembang, dan rata-rata penurunan investasi hingga 12% untuk Asia.

Agar realistis. Apakah ada strategi jangka pendek dan jangka panjangnya? Ada. Hal yang harus ditangkap pemerintah jangka pendek ini adalah mencuri peluang ren relokasi industri, ini terutama China. Ini solusi jangka pendek untuk merealisasikan target FDI. Kenapa? Jangan sampai rencana relokasi jangka pendek ini gara-gara penangan tidak tepat, lantas pindah ke Negara yang lain. Kalau jangka panjang? Pembenahan dari sisi regulasi. Harus ada kejelasan antara pemerintah, ketenagakerjaan dan pengusaha akibat gesekan pasca disahkannya UU Cipta Kerja. Apalagi pemerintah saat ini lebih banyak mendorong peningkatan PMDN dengan dasar daya serap yang tinggi terhadap tenaga kerja. Kalau PMDN seperti itu, PMA-nya bagaimana? sedangkan PMA juga memiliki daya serap yang tinggi, disamping punya kekuatan menarik nilai dollar lebih kuat/ tinggi. Keunggulan investasi asing adalah lebih pada mendapatkan pundi-pundi dollar. Itu jelas akan berdampak pada perekonomian terutama pada nilai tukar rupiah dalam jangka panjang.

Mari membangun momentum sinyal positif dengan mewujdkan eksekusi dan tindak nyata pada PMA oleh pemerintah. Memang kondisinya kita harus berikan karpet merah bagi investor-investor asing agar nilai FDI kita tidak merosot.


Salam,


Bahrul Fauzi Rosyidi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tulisan dilindungi hak cipta!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?