Diragukan

Kok lucu sekali, udah tahu salah kok malah ngotot. Banyak orang yang mampu melakukan perbuatan bijaksana, eh tapi licik deng lawong kamu gak murni, terselubung punya tujuan kepentingan. Inilah yang membedakanmu dengan sebagian kecil orang disana yang jujur dan bermurah hati.

Ini memori kelam, ada orang yang ngaku-ngaku bodoh tapi licik, ucapan dia tidak konsisten dengan aksinya. Mending la dororo wala diror saja. Kekerasan fisik dan pemikiran dengan membawa-bawa agama sebetulnya tidak lebih hanya 'permainan sulap tangan' dan jelas kepentingan pribadi. Anda tidak akan memberikan keamanan dan ketertiban, justru sebaliknya.

Perilaku ini justru mengusik rasa aman publik. Apalagi tidak ada jaminan anda bakal kontributif bekerja profesional juga kan, kecuali hanya kerja di momen2 politik dengan agitasi murahan.

Jika ingin partisipasi meningkatkan partisipasi masyarakat, perkuat karya dan track record karya implementasi lapangan anda saja. Jadi riel, tidak naratif. Jangan juga suka klaim karya orang. Jadi lebih baik tingkatkan kapasitas dan kapabilitas, gunakan itu sebagai alat kontribusi karya nyata di masyarakat.

Kejahatan besar selalu berawal dari pelanggaran kecil yang tidak segera diatasi. Ingat, titik penyakitnya ada disitu.

Salam,

Bahrul Fauzi Rosyidi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 

Tulisan dilindungi hak cipta!