Kadin, Jangan Bawa Ambisi Bisnis Tersesat

 


Masa 2 tahun pandemic Covid-19 ini memang mengajarkan pengalaman banyak kepada kita. Jelas tidak mau mengulanginya lagi, kita menyesali dan harus belajar. Tapi kondisi ini harus jadi resilience kebangkitan ekonomi dan sipil dalam berbagai hal. Tidak hanya got motivation, melainkan konkret ada karya yang menjamin kemandirian yang sustainable.

Ini jelas tantangan bagi Kadin. Kalau urusannya membangun dampak, Kadin tidak boleh lagi banyak praktik-praktik internal di wilayah perblantikan/ broker/ perantara ekonomi saja. Jangan kerja hanya mainan fee komisi, tapi bangun sektor riel dan investasi konkret. Sehingga Kadin harus muncul menjadi mitra strategis ekonomi masyarakat dan pemerintah spesifik pemulihan ekonomi.

Saya mengingatkan, Kadin jangan jadi toxic triangle dalam pola kepemimpinan organisasinya (toxic leaders), dalam susceptible followers-nya, bahkan conductive environment. Kadin harus kembali pada marwah amanat UU No. 1 Tahun 1987, bahwa organisasi ini adalah wadah komunikasi ekonomi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sehingga organisasi harus bertumbuh inklusif kolaboratif dan harus ecosystem based. Harus jelas visi dan pelaksanaan tugas di lapangan sama linier dengan pegangan amanat ini.

Dua tahun ini memang semua sedang cari selamat masing-masing. Dan ini jelas jadi pelajaran berat bagi kita semuanya. Tapi, cari selamat bukan berarti goblok. Itu industri obat-obatan, alat kesehatan, dan vaksin jangan tergantung dengan impor. Jangan berdiam diri, jangan hamburkan uang-uang rakyat disini mengatasnamakan kemanusiaan, harus ada move solusi inovasi lebih efektif progresif.

Menjawab masalah diatas, Kadin perlu pensinkronan program ekonomi dengan amanat presidential G20 oleh bapak Presiden terkait menjawab pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Caranya? Pasangkan atau siapkan para rombongan anggota perusahaan Kadin berinvestasi besar di industri pilar presidential. Apa saja itu? Energi hijau, kebencanaan, kesehatan sektor riel, dan ekosistem digital monetized. Tinggal pemerintah mendukung dari segi kebijakan, insentif perijinan, pajak, dan fasilitas menguntungkan pengusaha lokal lainnya.

Dengan seperti ini, rombongan bisnis/ perusahaan di bawah Kadin akan ikut melindungi Indonesia, dan bangsa punya kemandirian ekonomi kesehatan pangan dan ekologi yang bagus di masa kini dan masa depan.

Penutup. Tanpa ekonomi yang merdeka mandiri, tidak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tidak mungkin juga kita bisa sejahtera. Kita harus muncul lebih taktis, lebih berpihak, dan muncul lebih cerdas.


Salam,


Bahrul Fauzi Rosyidi,

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Tulisan dilindungi hak cipta!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waton Suloyo, HB Politik Dhobos

Pemimpin Masa Depan

Bonus Demografi: Dimana Posisi NU, Santri, dan Masa Depan?